Metode MPASI (Makanan Pendamping ASI) yang dipopulerkan oleh Dr. William Sears, yang kerap disebut "The Baby Book Method," berbeda dengan pendekatan konvensional. Buku karangannya, "The Baby Book," mengarah pada pendekatan yang lebih responsif terhadap kebutuhan bayi, menekankan pemberian ASI eksklusif hingga 6 bulan dan pengenalan MPASI secara bertahap dan sesuai permintaan bayi. Tidak ada satu pun metode "Dr. Tan" untuk MPASI, karena tidak ada dokter dengan nama tersebut yang terkenal dengan metode MPASI khusus. Kemungkinan besar pertanyaan ini mengacu pada metode yang dipopulerkan oleh Dr. William Sears, yang pendekatannya sering diinterpretasikan secara luas dan mungkin disederhanakan dalam penyebutannya. Artikel ini akan membahas detail pendekatan Dr. Sears untuk MPASI 6 bulan pertama, yang menekankan pada pemberian ASI sebagai makanan utama, sambil memperkenalkan makanan padat secara perlahan dan responsif.
ASI Eksklusif hingga 6 Bulan: Pilar Utama Kesehatan Bayi
Dr. Sears sangat menganjurkan ASI eksklusif hingga usia 6 bulan. Hal ini didasarkan pada bukti ilmiah yang kuat tentang manfaat ASI bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi. ASI mengandung antibodi, nutrisi, dan faktor pertumbuhan yang penting untuk sistem kekebalan tubuh bayi yang masih berkembang. ASI juga mudah dicerna dan mengurangi risiko berbagai penyakit, seperti infeksi saluran pernapasan, diare, dan alergi. Selama 6 bulan pertama, ASI menyediakan semua nutrisi yang dibutuhkan bayi, dan pengenalan makanan padat sebelum usia ini umumnya tidak direkomendasikan oleh WHO dan para ahli medis lainnya, termasuk pendekatan Dr. Sears. Memberikan ASI eksklusif juga memberikan waktu bagi sistem pencernaan bayi untuk matang dan siap menerima makanan padat. Ibu menyusui juga disarankan untuk memperhatikan kesehatannya sendiri, dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang untuk memastikan kualitas ASI yang optimal.
Tanda-tanda Kesiapan Bayi untuk MPASI: Lebih dari Usia 6 Bulan
Walaupun usia 6 bulan menjadi patokan umum, Dr. Sears menekankan pentingnya memperhatikan tanda-tanda kesiapan bayi untuk menerima MPASI. Usia hanyalah sebuah pedoman, dan kesiapan bayi lebih penting. Tanda-tanda ini meliputi:
- Minat terhadap makanan: Bayi menunjukkan rasa ingin tahu terhadap makanan yang dikonsumsi orang lain, mencoba meraih sendok atau makanan, dan membuka mulut saat disodori makanan.
- Kontrol kepala dan leher: Bayi mampu menopang kepalanya dengan baik dan duduk dengan sedikit atau tanpa bantuan. Kemampuan ini penting agar bayi dapat mengontrol makanan di mulut dan mencegah tersedak.
- Kemampuan menelan: Bayi mampu menelan makanan semi-padat dengan baik. Jika bayi masih refleks mendorong makanan keluar dengan lidahnya (tongue-thrust reflex), ia mungkin belum siap untuk MPASI.
- Berat badan ideal: Bayi telah mencapai berat badan yang sesuai dengan usianya. Konsultasikan dengan dokter anak untuk memastikan bayi Anda telah tumbuh secara optimal sebelum memperkenalkan makanan padat.
Adanya beberapa tanda di atas mengindikasikan kesiapan bayi, sementara itu, jika beberapa tanda di atas belum muncul, pemberian MPASI sebaiknya ditunda.
Memulai MPASI: Perkenalan Makanan Tunggal dengan Metode Bayi-Dipimpin
Setelah memastikan bayi telah menunjukkan tanda-tanda kesiapan, Dr. Sears menyarankan pendekatan bertahap, memulai dengan satu jenis makanan tunggal pada satu waktu. Ini memungkinkan untuk mengidentifikasi potensi alergi atau intoleransi dengan mudah. Metode yang disarankan seringkali disebut sebagai Baby-Led Weaning (BLW), dimana bayi diberikan potongan makanan lunak yang bisa digenggam dan dimakan sendiri. Contohnya adalah potongan buah lunak (pisang, alpukat), potongan sayuran kukus (wortel, kentang), dan potongan daging ayam yang empuk. Ini memberikan bayi kesempatan untuk mengeksplorasi tekstur, rasa, dan mengontrol jumlah makanan yang dikonsumsi. Penting untuk memantau bayi dengan seksama selama proses makan dan memastikan potongan makanan cukup kecil untuk mencegah tersedak.
Menu MPASI 6 Bulan Pertama: Variasi dan Nutrisi
Setelah memperkenalkan beberapa makanan tunggal dan memastikan tidak ada reaksi alergi, berikan variasi makanan untuk memastikan bayi mendapatkan nutrisi yang seimbang. Makanan yang direkomendasikan meliputi:
- Buah: Pisang, alpukat, pepaya, apel, pir (semua dalam bentuk lunak dan mudah dikunyah).
- Sayuran: Wortel, kentang, labu, brokoli, bayam (kukus hingga lunak).
- Daging: Ayam, ikan, hati ayam (haluskan atau potong kecil-kecil).
- Biji-bijian: Nasi tim, bubur oat (jangan diberi madu sebelum usia 1 tahun).
- Legumes: Lentils yang dihaluskan (dapat dicampurkan dengan bubur).
Jangan menambahkan garam, gula, atau penyedap rasa lainnya ke dalam makanan bayi. Tekstur makanan dapat divariasikan sesuai dengan kemampuan bayi. Mulailah dengan tekstur yang halus dan secara bertahap meningkat menjadi tekstur yang lebih kasar seiring dengan perkembangan kemampuan mengunyah bayi.
Frekuensi dan Jumlah MPASI: Sesuaikan dengan Keinginan Bayi
Dr. Sears menekankan pentingnya memberikan MPASI sesuai dengan keinginan bayi. Jangan memaksa bayi untuk makan jika ia tidak mau. Awalnya, cukup berikan beberapa sendok makanan sebagai percobaan. Secara bertahap, naikkan jumlah makanan seiring dengan perkembangan nafsu makan bayi. Frekuensi pemberian MPASI juga bervariasi, bergantung pada kebutuhan dan keinginan bayi. Beberapa bayi mungkin hanya ingin makan sekali sehari, sementara yang lain mungkin ingin makan dua atau tiga kali. ASI tetap menjadi sumber nutrisi utama, dan MPASI hanya sebagai pelengkap. Jangan pernah mengganti ASI sepenuhnya dengan MPASI selama 6 bulan pertama.
Mengatasi Tantangan MPASI: Kesabaran dan Fleksibilitas
Memberikan MPASI tidak selalu mudah. Bayi mungkin menolak beberapa jenis makanan atau mengalami fase di mana nafsu makannya menurun. Hal ini normal dan merupakan bagian dari proses penyesuaian. Tetap sabar dan konsisten dalam memperkenalkan berbagai jenis makanan. Jangan putus asa jika bayi tidak langsung menyukai makanan baru. Coba menawarkan makanan yang sama beberapa kali dengan cara berbeda. Jika Anda memiliki kekhawatiran atau pertanyaan, konsultasikan dengan dokter anak atau ahli gizi anak. Ingat, tujuan utama adalah memberikan nutrisi yang optimal sambil membangun pengalaman makan yang menyenangkan bagi bayi. Bersikap fleksibel dan menyesuaikan dengan kebutuhan dan selera individu bayi Anda adalah kunci keberhasilan.