Menu Sehat untuk Bayi Demam: Panduan Lengkap dan Aman

Retno Susanti

Demam pada bayi merupakan hal yang umum dan seringkali menandakan sistem imun tubuhnya sedang melawan infeksi. Meskipun demam itu sendiri bukanlah penyakit, namun hal itu dapat membuat bayi merasa tidak nyaman dan kehilangan nafsu makan. Memberikan makanan yang tepat selama periode ini sangat krusial untuk membantu bayi tetap terhidrasi, mendapatkan energi, dan memulihkan kesehatannya. Namun, memilih makanan yang tepat untuk bayi yang demam memerlukan pemahaman yang mendalam tentang kebutuhan nutrisi mereka dan jenis makanan yang mudah dicerna saat mereka sedang tidak enak badan. Artikel ini akan membahas secara detail tentang pilihan makanan yang tepat, serta hal-hal yang perlu dihindari.

Pentingnya Hidrasi Saat Bayi Demam

Sebelum membahas jenis makanan, hal terpenting yang perlu diingat adalah menjaga agar bayi tetap terhidrasi. Demam menyebabkan tubuh kehilangan cairan lebih cepat melalui keringat dan pernapasan yang lebih cepat. Dehidrasi dapat memperparah kondisi bayi dan bahkan mengancam jiwa. Oleh karena itu, pastikan bayi Anda mendapatkan cukup cairan.

Untuk bayi di bawah 6 bulan, ASI atau susu formula tetap menjadi sumber cairan utama dan terbaik. Berikan ASI atau susu formula lebih sering daripada biasanya, bahkan jika bayi tampak enggan menyusu. Jangan memaksa, tetapi tawarkan secara berkala. Untuk bayi di atas 6 bulan yang sudah mulai makan makanan pendamping ASI (MPASI), tetap prioritaskan pemberian ASI atau susu formula.

Selain ASI atau susu formula, Anda dapat menawarkan cairan tambahan seperti:

  • Air putih: Berikan sedikit demi sedikit dengan sendok atau cangkir kecil. Hindari memberikan air putih terlalu banyak, terutama pada bayi di bawah 6 bulan, karena hal ini dapat mengganggu keseimbangan elektrolitnya.
  • Oralit: Oralit adalah larutan elektrolit yang dapat membantu mengganti cairan dan elektrolit yang hilang karena demam dan diare. Ikuti petunjuk penggunaan pada kemasan dengan cermat. Konsultasikan dengan dokter sebelum memberikan oralit, terutama jika bayi Anda mengalami diare.
  • Jus buah: Jus buah dapat diberikan dalam jumlah sedikit, tetapi hindari jus buah yang mengandung banyak gula tambahan. Jus buah murni tanpa pemanis adalah pilihan yang lebih baik. Perhatikan juga kemungkinan reaksi alergi.

Jenis Makanan yang Direkomendasikan untuk Bayi Demam

Memilih makanan yang tepat sangat penting untuk membantu bayi pulih dari demam. Prioritaskan makanan yang mudah dicerna, bergizi, dan sesuai dengan usia bayi. Berikut beberapa pilihan yang direkomendasikan:

  • ASI/Susu Formula: Tetap menjadi sumber nutrisi utama dan terbaik untuk bayi. Kandungan antibodi di dalam ASI akan membantu sistem imun bayi melawan infeksi.
  • Bubur Nasi: Bubur nasi merupakan makanan yang lembut dan mudah dicerna. Anda bisa menambahkan sedikit sayur dan buah yang sudah dihaluskan seperti wortel, labu siam, atau pisang. Pastikan teksturnya lembut agar mudah ditelan.
  • Puree Buah: Pisang, apel, pepaya, dan pir adalah pilihan yang baik karena mudah dicerna dan kaya akan vitamin dan mineral. Pastikan buah tersebut sudah matang sempurna dan dihaluskan sampai benar-benar lembut. Hindari buah-buahan yang bersifat asam seperti jeruk.
  • Puree Sayur: Wortel, labu siam, dan ubi jalar adalah pilihan yang baik karena mudah dicerna dan kaya akan vitamin dan serat. Olah dengan cara dikukus atau direbus hingga lunak, kemudian haluskan.
  • Yogurt (Plain): Yogurt plain tanpa pemanis merupakan sumber probiotik yang baik untuk kesehatan pencernaan. Pastikan yogurt tersebut sudah cukup umur untuk bayi, dan tawarkan dalam jumlah kecil.

Makanan yang Harus Dihindari Saat Bayi Demam

Saat bayi demam, penting untuk menghindari beberapa jenis makanan yang dapat memperparah kondisinya atau mengganggu pencernaannya. Berikut beberapa makanan yang sebaiknya dihindari:

  • Makanan Pedas dan Bumbu yang Kuat: Makanan ini dapat mengiritasi saluran pencernaan yang sudah sensitif karena demam.
  • Makanan Berminyak dan Goreng: Makanan ini sulit dicerna dan dapat memperparah mual dan muntah.
  • Makanan yang Sulit Dicerna: Hindari makanan yang keras, berserat tinggi, atau mengandung banyak lemak.
  • Produk Susu (kecuali ASI/susu formula): Beberapa bayi mungkin mengalami intoleransi laktosa sementara selama demam. Jika bayi Anda mengalami diare, sementara waktu hentikan produk susu selain ASI/susu formula.
  • Makanan Olahan dan Manis: Makanan olahan dan manis biasanya tinggi gula dan rendah nutrisi, sehingga tidak memberikan manfaat bagi tubuh yang sedang melawan infeksi.
  • Makanan Alergenik: Hindari makanan yang berpotensi menyebabkan alergi, seperti telur, kacang-kacangan, dan seafood, jika bayi Anda belum pernah memakannya sebelumnya.

Ukuran Porsi dan Frekuensi Makan

Ukuran porsi dan frekuensi makan untuk bayi yang demam harus disesuaikan dengan kondisi dan selera makan bayi. Jangan memaksa bayi untuk makan jika ia tidak mau. Berikan makanan dalam porsi kecil dan sering, setiap 2-3 jam sekali. Jika bayi tampak lemas atau tidak mau makan sama sekali, segera hubungi dokter.

Tanda-Tanda Dehidrasi pada Bayi

Penting untuk mengenali tanda-tanda dehidrasi pada bayi. Segera hubungi dokter jika bayi Anda menunjukkan tanda-tanda berikut:

  • Mulut dan lidah kering: Lidah bayi akan terlihat kering dan lengket.
  • Mata cekung: Mata bayi akan tampak cekung.
  • Air mata sedikit atau tidak ada: Bayi akan menangis tanpa mengeluarkan air mata.
  • Popok basah lebih sedikit dari biasanya: Jumlah popok basah akan berkurang secara signifikan.
  • Lemas dan lesu: Bayi tampak kurang aktif dan lebih lemas daripada biasanya.
  • Detak jantung cepat: Detak jantung lebih cepat dari biasanya.

Mengatasi Kehilangan Nafsu Makan

Demam seringkali disertai dengan penurunan nafsu makan. Jangan khawatir jika bayi Anda makan lebih sedikit dari biasanya. Fokuslah pada pemberian cairan yang cukup dan tawarkan makanan dalam porsi kecil dan sering. Jangan paksa bayi untuk makan. Jika penurunan nafsu makan berlangsung lama atau disertai dengan gejala lain, konsultasikan dengan dokter.

Kapan Harus Membawa Bayi ke Dokter

Meskipun demam merupakan respons alami tubuh terhadap infeksi, penting untuk waspada dan segera membawa bayi ke dokter jika demam disertai dengan gejala-gejala berikut:

  • Demam tinggi (di atas 38°C pada bayi di bawah 3 bulan, atau di atas 40°C pada bayi di atas 3 bulan) yang berlangsung lebih dari 24 jam.
  • Bayi tampak sangat lemas atau lesu.
  • Bayi sulit bernapas.
  • Bayi mengalami muntah-muntah hebat atau diare yang terus-menerus.
  • Bayi mengalami ruam kulit yang tidak biasa.
  • Bayi mengalami kejang.
  • Bayi mengalami demam yang berulang.

Ingatlah bahwa informasi ini bersifat umum dan tidak dapat menggantikan saran dari dokter. Selalu konsultasikan dengan dokter atau tenaga medis profesional untuk mendapatkan perawatan yang tepat untuk bayi Anda.

Also Read

Bagikan:

Tags