Makanan yang Harus Dihindari Saat Bayi Demam: Panduan Lengkap untuk Orang Tua

Sri Wulandari

Demam pada bayi merupakan kondisi yang umum terjadi dan biasanya merupakan respons tubuh terhadap infeksi. Meskipun demam itu sendiri bukan penyakit, melainkan gejala, penting untuk memahami bagaimana kita dapat mendukung bayi agar pulih dengan cepat dan nyaman. Salah satu aspek penting dalam perawatan bayi demam adalah memperhatikan asupan makanannya. Makanan tertentu dapat memperburuk kondisi bayi, sementara yang lain dapat membantu mendukung sistem kekebalan tubuhnya. Artikel ini akan membahas secara detail makanan yang sebaiknya dihindari saat bayi demam dan alasan di baliknya.

1. Makanan yang Sulit Dicerna

Bayi yang demam seringkali mengalami penurunan nafsu makan dan gangguan pencernaan. Sistem pencernaan mereka bekerja lebih keras untuk melawan infeksi, sehingga makanan yang sulit dicerna dapat memperparah ketidaknyamanan dan memperlambat proses penyembuhan. Makanan-makanan ini meliputi:

  • Makanan berlemak tinggi: Makanan seperti gorengan, makanan cepat saji, dan makanan olahan tinggi lemak dapat memperlambat pencernaan dan menyebabkan mual, muntah, dan diare. Lemak membutuhkan waktu lebih lama untuk dicerna, dan hal ini dapat membebani sistem pencernaan yang sudah lemah. Sumber: https://www.healthline.com/health/baby-fever-diet (Contoh link, perlu diganti dengan link yang relevan dan terpercaya)

  • Makanan pedas dan asam: Rempah-rempah, makanan pedas, dan buah-buahan asam seperti jeruk dapat mengiritasi saluran pencernaan yang sensitif. Iritasi ini dapat menyebabkan nyeri perut, diare, dan muntah, memperburuk kondisi demam. Penting untuk memilih makanan yang lembut dan mudah dicerna. Sumber: [Referensi ilmiah tentang iritasi saluran cerna pada bayi demam] (Tambahkan link referensi ilmiah yang kredibel)

  • Makanan yang mengandung banyak serat: Meskipun serat penting untuk kesehatan pencernaan, makanan berserat tinggi seperti sayuran mentah dan biji-bijian utuh dapat menyebabkan kembung dan diare pada bayi yang demam. Lebih baik memilih makanan yang lebih lunak dan mudah dicerna selama masa pemulihan. Sumber: [Referensi ilmiah tentang pengaruh serat pada pencernaan bayi] (Tambahkan link referensi ilmiah yang kredibel)

  • Produk susu (jika bayi intoleran laktosa): Beberapa bayi mungkin mengalami intoleransi laktosa, di mana mereka kesulitan mencerna laktosa dalam susu sapi. Selama demam, intoleransi ini dapat menjadi lebih terasa, menyebabkan diare dan ketidaknyamanan perut. Jika bayi Anda memiliki riwayat intoleransi laktosa atau menunjukkan gejala intoleransi selama demam (seperti diare berair dan perut kembung), sebaiknya hindari produk susu. Sumber: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/lactose-intolerance/symptoms-causes/syc-20374232 (Contoh link, perlu diganti dengan link yang relevan dan terpercaya)

2. Makanan yang Dapat Menurunkan Sistem Imunitas

Saat bayi demam, sistem kekebalan tubuhnya bekerja keras melawan infeksi. Oleh karena itu, penting untuk memberikan makanan yang mendukung, bukan yang justru melemahkan sistem imun. Makanan yang perlu dihindari meliputi:

  • Makanan olahan dan kemasan: Makanan olahan seringkali tinggi gula, garam, dan bahan pengawet yang dapat mengganggu fungsi sistem imun. Gula juga dapat memperburuk peradangan dalam tubuh. Pilihlah makanan segar dan alami sebisa mungkin. Sumber: [Referensi ilmiah tentang pengaruh makanan olahan pada sistem imun] (Tambahkan link referensi ilmiah yang kredibel)

  • Makanan tinggi gula: Gula dapat memicu peradangan dan dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh. Minuman manis, permen, dan makanan penutup sebaiknya dihindari. Sumber: [Referensi ilmiah tentang pengaruh gula pada sistem imun] (Tambahkan link referensi ilmiah yang kredibel)

  • Makanan alergenik (jika bayi memiliki riwayat alergi): Jika bayi Anda memiliki riwayat alergi terhadap makanan tertentu, seperti susu sapi, telur, kacang-kacangan, atau kedelai, hindari makanan tersebut selama demam. Reaksi alergi dapat memperparah kondisi dan memperlambat pemulihan. Sumber: [Referensi ilmiah tentang alergi makanan pada bayi] (Tambahkan link referensi ilmiah yang kredibel)

3. Makanan yang Mengandung Bahan Tambahan

Beberapa makanan mengandung bahan tambahan seperti pewarna buatan, pengawet, dan penyedap rasa yang dapat mengiritasi saluran pencernaan dan memperparah demam. Sebaiknya hindari makanan-makanan tersebut dan pilihlah makanan yang dibuat dengan bahan-bahan alami. Sumber: [Referensi ilmiah tentang pengaruh bahan tambahan makanan pada kesehatan bayi] (Tambahkan link referensi ilmiah yang kredibel)

4. Cairan yang Tidak Tepat

Dehidrasi merupakan ancaman serius bagi bayi yang demam. Oleh karena itu, asupan cairan yang cukup sangat penting. Namun, tidak semua cairan tepat untuk diberikan. Hindari:

  • Minuman bersoda: Minuman bersoda mengandung banyak gula dan gas yang dapat menyebabkan perut kembung dan memperburuk ketidaknyamanan.
  • Jus buah kemasan: Meskipun mengandung vitamin, jus buah kemasan seringkali tinggi gula dan dapat memperburuk demam. Lebih baik memberikan air putih atau ASI/susu formula. Sumber: [Referensi ilmiah tentang hidrasi pada bayi demam] (Tambahkan link referensi ilmiah yang kredibel)

5. Perubahan Tiba-tiba Pola Makan

Jangan tiba-tiba mengubah pola makan bayi saat demam. Perubahan drastis dapat mengganggu pencernaannya dan membuatnya lebih sulit untuk mencerna makanan. Jika biasanya bayi Anda mengonsumsi makanan tertentu, lanjutkan memberikan makanan tersebut dengan catatan makanan tersebut tidak termasuk dalam kategori makanan yang perlu dihindari. Namun, sesuaikan porsi sesuai dengan nafsu makan bayi.

6. Kapan Harus Membawa Bayi ke Dokter

Penting untuk diingat bahwa artikel ini hanya panduan umum. Jika bayi Anda mengalami demam tinggi (di atas 38 derajat Celcius), lemah, sulit bernapas, muntah terus-menerus, atau diare yang parah, segera bawa bayi Anda ke dokter. Demam pada bayi dapat menjadi indikasi berbagai penyakit, dan perawatan medis mungkin diperlukan. Konsultasikan selalu dengan dokter atau tenaga kesehatan profesional untuk mendapatkan saran dan perawatan yang tepat untuk bayi Anda. Sumber: [Referensi dari website kesehatan terpercaya tentang kapan harus membawa bayi ke dokter] (Tambahkan link referensi ilmiah yang kredibel)

Catatan: Semua referensi yang disebutkan di atas merupakan contoh dan perlu digantikan dengan referensi ilmiah yang kredibel dan relevan dari sumber terpercaya seperti jurnal medis, situs web organisasi kesehatan terkemuka (misalnya, WHO, CDC), dan buku teks kedokteran. Informasi dalam artikel ini tidak dimaksudkan sebagai pengganti saran medis profesional. Selalu konsultasikan dengan dokter atau tenaga kesehatan sebelum membuat perubahan pada pola makan bayi Anda, terutama selama ia sakit.

Also Read

Bagikan:

Tags