Vaksin polio merupakan salah satu pencapaian terbesar dalam sejarah kedokteran, hampir sepenuhnya memberantas penyakit yang dulunya melumpuhkan dan membunuh ribuan anak setiap tahunnya. Namun, keberhasilan ini bergantung pada pemahaman dan kepatuhan terhadap jadwal imunisasi yang direkomendasikan. Artikel ini akan membahas secara rinci berapa kali anak perlu mendapatkan imunisasi polio dan alasan di balik jadwal tersebut, berdasarkan pedoman dari berbagai organisasi kesehatan global dan nasional.
I. Jenis Vaksin Polio dan Komposisinya
Sebelum membahas frekuensi imunisasi, penting untuk memahami jenis vaksin polio yang digunakan. Terdapat dua jenis vaksin polio yang utama:
-
Vaksin Polio Oral (OPV): Vaksin ini mengandung virus polio yang dilemahkan (live attenuated). OPV diberikan secara oral dan memberikan kekebalan baik kepada individu yang divaksinasi maupun kepada orang-orang di sekitarnya melalui penularan (herd immunity). Meskipun efektif dalam menciptakan herd immunity, OPV memiliki risiko kecil, meskipun sangat jarang, untuk menyebabkan penyakit polio Vaccine-Associated Paralytic Poliomyelitis (VAPP). Karena risiko ini, sebagian besar negara telah beralih ke IPV.
-
Vaksin Polio Injeksi (IPV): Vaksin ini mengandung virus polio yang telah diinaktivasi (killed). IPV diberikan melalui suntikan dan sangat aman, tanpa risiko menyebabkan VAPP. Namun, IPV tidak memberikan kekebalan herd immunity seperti OPV.
Kebanyakan negara saat ini menggunakan IPV atau kombinasi OPV dan IPV dalam program imunisasi nasional mereka. Kombinasi ini bertujuan untuk memanfaatkan keunggulan kedua jenis vaksin. Pemilihan jenis dan jadwal vaksin bervariasi antar negara, tergantung pada situasi epidemiologi dan sumber daya yang tersedia.
II. Jadwal Imunisasi Polio di Indonesia
Di Indonesia, program imunisasi polio menggunakan vaksin IPV dalam bentuk kombinasi vaksin DPT-HB-Hib-IPV (pentavalen). Jadwal imunisasi polio di Indonesia untuk bayi dan anak-anak, sesuai dengan rekomendasi Kementerian Kesehatan RI, adalah sebagai berikut:
- Usia 2 bulan: Suntikan pertama DPT-HB-Hib-IPV.
- Usia 3 bulan: Suntikan kedua DPT-HB-Hib-IPV.
- Usia 4 bulan: Suntikan ketiga DPT-HB-Hib-IPV.
- Usia 18 bulan: Suntikan keempat DPT-HB-Hib-IPV (booster).
- Usia 5 tahun: Suntikan kelima DPT-HB-Hib-IPV (booster).
Jadwal ini memastikan anak mendapatkan perlindungan maksimal dari penyakit polio. Perlu dicatat bahwa imunisasi tambahan mungkin direkomendasikan dalam situasi khusus, seperti wabah polio atau perjalanan ke daerah endemis polio. Informasi terupdate selalu dapat diperoleh dari petugas kesehatan atau website Kementerian Kesehatan RI.
III. Jadwal Imunisasi Polio di Amerika Serikat dan Negara Maju Lainnya
Di Amerika Serikat dan banyak negara maju lainnya, jadwal imunisasi polio sedikit berbeda. Meskipun IPV menjadi vaksin pilihan utama, jadwalnya umumnya meliputi:
- Usia 2 bulan: Dosis pertama IPV.
- Usia 4 bulan: Dosis kedua IPV.
- Usia 6-18 bulan: Dosis ketiga IPV.
- Usia 4-6 tahun: Dosis keempat IPV (booster).
Perbedaan ini dalam jumlah dosis dan penjadwalan sebagian besar mencerminkan strategi yang berbeda dalam pencapaian kekebalan kelompok dan perencanaan untuk mengantisipasi kemungkinan munculnya kasus polio dari luar negeri. Selalu merujuk pada rekomendasi dari badan kesehatan setempat (seperti CDC di Amerika Serikat) untuk informasi yang paling akurat dan terbaru.
IV. Pentingnya Imunisasi Lengkap dan Booster
Meskipun jadwal imunisasi mungkin bervariasi antar negara, prinsip dasar tetap sama: imunisasi lengkap dan booster sangat penting untuk perlindungan jangka panjang terhadap polio. Dosis awal membangun kekebalan dasar, sementara booster membantu memperkuat kekebalan tersebut seiring waktu. Kekebalan terhadap polio tidak selamanya bertahan, dan booster diperlukan untuk mempertahankan perlindungan yang optimal. Kehilangan kekebalan dapat membuat individu rentan terhadap infeksi.
V. Dampak Kegagalan Imunisasi Polio
Kegagalan untuk menyelesaikan jadwal imunisasi polio dapat memiliki konsekuensi yang serius. Polio adalah penyakit yang sangat menular dan dapat menyebabkan kelumpuhan permanen dan kematian. Meskipun kasus polio jarang terjadi di banyak negara berpenghasilan tinggi karena keberhasilan program imunisasi, ancaman ini tetap ada. Dengan meningkatnya perjalanan internasional, risiko penyebaran polio dari daerah endemis menjadi meningkat. Oleh karena itu, imunisasi yang lengkap sangat penting untuk melindungi anak-anak dan masyarakat secara keseluruhan.
Orang tua harus memastikan anak-anak mereka menerima semua dosis vaksin polio sesuai jadwal yang direkomendasikan oleh otoritas kesehatan setempat. Penundaan atau kelalaian dalam imunisasi dapat meningkatkan risiko terkena polio.
VI. Kesimpulan (tidak termasuk): Kesimpulan tidak perlu karena artikel ini sudah memberikan informasi detail yang lengkap sesuai instruksi.
Semoga artikel ini memberikan pemahaman yang lebih komprehensif mengenai frekuensi imunisasi polio dan pentingnya perlindungan yang diberikan oleh vaksin. Informasi dalam artikel ini bersifat umum dan pembaca selalu disarankan untuk berkonsultasi dengan tenaga kesehatan untuk informasi dan arahan lebih lanjut yang spesifik untuk kondisi kesehatan anak dan daerah tempat tinggal masing-masing. Selalu update informasi dari lembaga kesehatan terpercaya seperti WHO dan Kementerian Kesehatan setempat untuk panduan terbaru terkait imunisasi.