Jadwal Imunisasi Anak Lengkap: Usia, Vaksin, dan Pentingnya Imunisasi

Retno Susanti

Imunisasi merupakan salah satu langkah terpenting dalam melindungi anak dari berbagai penyakit infeksius yang berbahaya. Jadwal imunisasi yang lengkap dan tepat waktu akan memberikan perlindungan optimal bagi tumbuh kembang si kecil. Namun, banyak orang tua yang masih bingung mengenai jadwal imunisasi anak sampai berapa bulan dan vaksin apa saja yang dibutuhkan. Artikel ini akan membahas secara detail jadwal imunisasi anak di Indonesia, berdasarkan rekomendasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), serta beberapa hal penting yang perlu diperhatikan seputar imunisasi.

Jadwal Imunisasi Anak di Indonesia: Bulan Pertama Hingga Dua Tahun

Jadwal imunisasi anak di Indonesia mengikuti rekomendasi dari Kemenkes RI, yang dirancang untuk memberikan perlindungan optimal sejak bayi lahir hingga usia dua tahun. Jadwal ini dapat bervariasi sedikit tergantung pada kondisi kesehatan bayi dan ketersediaan vaksin di fasilitas kesehatan. Berikut adalah jadwal imunisasi yang umum diberikan:

Bulan Pertama (0-1 Bulan):

  • Hepatitis B (HB): Vaksin Hepatitis B diberikan segera setelah lahir untuk melindungi bayi dari infeksi virus Hepatitis B yang dapat menyebabkan penyakit hati kronis dan kanker hati. Dosis pertama biasanya diberikan di rumah sakit atau fasilitas kesehatan setelah bayi lahir.

Bulan Kedua (2 Bulan):

  • BCG (Bacillus Calmette-Guérin): Vaksin BCG melindungi dari penyakit Tuberkulosis (TB), penyakit infeksi yang menyerang paru-paru.
  • DPT-HB-Hib (Difteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, Haemophilus influenzae tipe b): Vaksin kombinasi ini memberikan perlindungan terhadap lima penyakit sekaligus. Difteri, pertusis (batuk rejan), dan tetanus adalah penyakit infeksi yang dapat menyebabkan komplikasi serius, bahkan kematian. Hepatitis B, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, juga berbahaya. Haemophilus influenzae tipe b (Hib) menyebabkan penyakit serius seperti meningitis (radang selaput otak) dan pneumonia (radang paru-paru). Dosis pertama dari vaksin DPT-HB-Hib diberikan pada bulan kedua.
  • Polio (Oral Polio Vaccine – OPV): Vaksin polio melindungi anak dari penyakit polio, yang dapat menyebabkan kelumpuhan. Dosis pertama vaksin polio diberikan pada bulan kedua.

Bulan Keempat (4 Bulan):

  • DPT-HB-Hib (Dosis kedua): Dosis kedua vaksin ini diberikan untuk meningkatkan imunitas anak terhadap kelima penyakit tersebut.
  • Polio (OPV) (Dosis kedua): Dosis kedua vaksin polio diberikan untuk memperkuat perlindungan.

Bulan Keempat (4 Bulan) hingga Bulan Keenam (6 Bulan) Untuk wilayah Tertentu:

  • Rotavirus: Diberikan pada 2 dosis dengan selang waktu minimal 4 minggu. Ketersediaan vaksin Rotavirus mungkin berbeda di berbagai daerah di Indonesia. Konsultasikan dengan petugas kesehatan setempat untuk informasi lebih lanjut.

Bulan Keenam (6 Bulan):

  • DPT-HB-Hib (Dosis ketiga): Dosis ketiga vaksin ini diberikan untuk perlindungan optimal.
  • Polio (OPV) (Dosis ketiga): Dosis ketiga vaksin polio diberikan.
  • Pneumonia Konjugat (PCV): Vaksin ini melindungi dari penyakit pneumonia, meningitis, dan infeksi bakteri Streptococcus pneumoniae lainnya yang serius.
  • Campak (Measles): Vaksin campak melindungi dari penyakit campak yang dapat menyebabkan komplikasi serius, termasuk pneumonia dan ensefalitis (radang otak).

Bulan Kesembilan (9 Bulan):

  • Campak-Gondongan-Rubella (MPR): Vaksin MPR melindungi terhadap penyakit campak, gondongan, dan rubella. Terkadang, vaksin campak diberikan terpisah pada usia 6 bulan dan vaksin MPR diberikan di usia 9 bulan. Hal ini bergantung pada ketersediaan vaksin di fasilitas kesehatan.

Bulan Kelimabelas (15 Bulan):

  • DPT-HB-Hib (Dosis keempat – booster): Dosis booster ini diberikan untuk memperkuat perlindungan terhadap lima penyakit tersebut.
  • Polio (IPV) (Dosis pertama – Inactivated Polio Vaccine): Vaksin polio inaktif diberikan sebagai dosis pertama.
  • Pneumonia Konjugat (PCV): Dosis kedua vaksin PCV.
  • Campak-Gondongan-Rubella (MPR): Vaksin MPR dosis kedua.

Bulan Ke-18 (18 Bulan):

  • Polio (IPV) (Dosis kedua – Inactivated Polio Vaccine): Dosis kedua vaksin polio inaktif.

Bulan Ke-24 (24 Bulan):

  • Vaksin Polio (IPV) (Dosis ketiga): Dosis ketiga vaksin polio inaktif.

Catatan: Jadwal di atas adalah panduan umum. Dokter anak akan memberikan rekomendasi yang paling tepat untuk anak Anda berdasarkan riwayat kesehatan dan kondisi kesehatan lainnya. Konsultasi dengan dokter anak sangat penting untuk menentukan jadwal yang tepat dan memastikan anak Anda mendapatkan perlindungan optimal.

Jenis-jenis Vaksin dan Cara Kerjanya

Vaksin bekerja dengan cara merangsang sistem kekebalan tubuh anak untuk memproduksi antibodi terhadap penyakit tertentu. Antibodi ini akan memberikan perlindungan jangka panjang terhadap penyakit tersebut. Berikut adalah penjelasan singkat beberapa jenis vaksin yang termasuk dalam jadwal imunisasi:

  • Vaksin hidup yang dilemahkan: Vaksin ini mengandung virus atau bakteri yang telah dilemahkan, sehingga tidak menyebabkan penyakit tetapi cukup kuat untuk merangsang sistem imun. Contohnya adalah vaksin campak, gondongan, dan rubella (MPR).

  • Vaksin inaktif: Vaksin ini mengandung virus atau bakteri yang telah dimatikan, sehingga tidak dapat menyebabkan penyakit. Contohnya adalah vaksin polio inaktif (IPV).

  • Vaksin subunit, rekombinan, polysaccharide, dan conjugated: Vaksin ini hanya mengandung bagian tertentu dari virus atau bakteri, bukan seluruh organisme. Contohnya adalah vaksin Hepatitis B dan vaksin pneumonia konjugat (PCV).

  • Vaksin toksoid: Vaksin ini mengandung toksin (racun) yang dihasilkan oleh bakteri yang telah dilemahkan. Contohnya adalah vaksin difteri dan tetanus.

Manfaat Imunisasi untuk Kesehatan Anak

Imunisasi memberikan banyak manfaat untuk kesehatan anak, antara lain:

  • Perlindungan terhadap penyakit berbahaya: Imunisasi melindungi anak dari penyakit infeksius yang dapat menyebabkan kecacatan permanen, bahkan kematian.
  • Pencegahan wabah penyakit: Imunisasi massal dapat mencegah wabah penyakit yang dapat menjangkiti banyak anak.
  • Meningkatkan kesehatan masyarakat: Imunisasi berperan penting dalam meningkatkan kesehatan masyarakat secara keseluruhan.
  • Mengurangi beban ekonomi: Imunisasi dapat mengurangi beban ekonomi yang disebabkan oleh perawatan medis yang mahal akibat penyakit infeksius.
  • Menjamin masa depan yang lebih sehat: Imunisasi memberikan landasan yang kuat bagi anak untuk tumbuh dan berkembang secara optimal.

Efek Samping Imunisasi dan Penanganannya

Meskipun sangat aman dan efektif, imunisasi dapat menyebabkan efek samping ringan, seperti demam, nyeri di tempat suntikan, dan bengkak. Efek samping ini biasanya ringan dan mereda dalam beberapa hari. Beberapa anak mungkin mengalami efek samping yang lebih serius, meskipun jarang terjadi. Orang tua perlu mewaspadai tanda-tanda efek samping yang serius, seperti reaksi alergi (sesak napas, ruam kulit yang meluas, pembengkakan wajah), demam tinggi yang tidak kunjung turun, atau kejang. Jika anak mengalami efek samping yang serius, segera bawa ke dokter.

Pemberian obat penurun panas seperti Paracetamol dapat membantu meredakan demam setelah imunisasi. Konsultasikan dengan dokter atau petugas kesehatan jika Anda memiliki kekhawatiran tentang efek samping imunisasi.

Menjawab Keraguan Seputar Imunisasi

Banyak orang tua memiliki keraguan seputar imunisasi, seperti keamanan vaksin, hubungan antara vaksin dan autisme, dan efek samping jangka panjang. Informasi yang keliru dan tidak akurat seringkali menjadi penyebab kekhawatiran ini. Sangat penting untuk mendapatkan informasi yang benar dan terpercaya dari sumber yang kredibel, seperti dokter anak, petugas kesehatan, dan situs web resmi Kementerian Kesehatan. Vaksin telah melalui proses penelitian dan uji klinis yang ketat untuk memastikan keamanannya dan efikasinya. Tidak ada bukti ilmiah yang mendukung hubungan antara vaksin dan autisme.

Pentingnya Konsultasi dengan Dokter

Konsultasi dengan dokter anak sebelum dan setelah imunisasi sangat penting. Dokter akan memeriksa kondisi kesehatan anak, memberikan informasi yang akurat tentang vaksin, dan menjawab pertanyaan yang Anda miliki. Jangan ragu untuk bertanya kepada dokter tentang semua kekhawatiran yang Anda miliki. Dengan mendapatkan informasi yang benar dan mengikuti jadwal imunisasi yang tepat, Anda dapat melindungi anak Anda dari penyakit infeksius yang berbahaya dan memastikan masa depannya yang lebih sehat. Ingat, imunisasi adalah investasi jangka panjang untuk kesehatan anak Anda.

Also Read

Bagikan:

Tags