Imunisasi Lengkap untuk Anak Usia 24 Bulan: Panduan Komprehensif

Ratna Dewi

Imunisasi merupakan salah satu upaya pencegahan penyakit menular yang paling efektif dan telah terbukti menyelamatkan jutaan nyawa anak di seluruh dunia. Pada usia 24 bulan, anak telah melewati beberapa tahapan imunisasi sebelumnya. Namun, pada usia ini, beberapa imunisasi penting masih perlu diberikan untuk memastikan perlindungan optimal terhadap berbagai penyakit berbahaya. Artikel ini akan membahas secara detail imunisasi yang direkomendasikan untuk anak usia 24 bulan, manfaatnya, efek samping yang mungkin terjadi, serta hal-hal penting yang perlu diperhatikan oleh orang tua.

1. Jadwal Imunisasi Anak Usia 24 Bulan di Indonesia

Jadwal imunisasi di Indonesia mengikuti rekomendasi dari Kementerian Kesehatan RI. Pada usia 24 bulan, umumnya anak sudah menerima beberapa dosis vaksin dasar, seperti BCG, Hepatitis B, DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus), Hib (Haemophilus influenzae tipe b), Polio, dan Campak. Namun, pada usia ini, masih ada beberapa imunisasi yang perlu diberikan sebagai booster atau dosis lanjutan untuk meningkatkan dan memperpanjang perlindungan kekebalan tubuh anak.

Jadwal imunisasi ini dapat sedikit bervariasi tergantung pada kondisi kesehatan anak dan ketersediaan vaksin di fasilitas kesehatan. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk selalu berkonsultasi dengan dokter atau petugas kesehatan untuk memastikan jadwal imunisasi anak sesuai dengan kondisi dan kebutuhannya. Informasi lengkap dan terbaru mengenai jadwal imunisasi anak dapat diperoleh di situs resmi Kementerian Kesehatan RI atau puskesmas setempat. Jangan ragu untuk menanyakan hal-hal yang kurang jelas kepada tenaga kesehatan. Ketepatan jadwal sangat penting untuk membangun kekebalan tubuh yang optimal. Keterlambatan imunisasi dapat meningkatkan risiko terkena penyakit yang seharusnya dapat dicegah.

2. Jenis-jenis Vaksin pada Imunisasi Usia 24 Bulan

Pada usia 24 bulan, beberapa vaksin penting yang biasanya diberikan sebagai booster atau dosis lanjutan meliputi:

  • Vaksin DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus): Vaksin ini memberikan perlindungan terhadap tiga penyakit serius, yaitu difteri, pertusis (batuk rejan), dan tetanus. Dosis booster pada usia 24 bulan sangat penting karena kekebalan yang diberikan oleh dosis sebelumnya dapat menurun seiring waktu.

  • Vaksin IPV (Inactivated Polio Vaccine): Vaksin polio ini diberikan sebagai dosis lanjutan untuk memastikan perlindungan optimal terhadap penyakit polio yang dapat menyebabkan kelumpuhan. IPV merupakan vaksin polio yang tidak aktif (inaktif), sehingga lebih aman dibandingkan vaksin polio oral (OPV).

  • Vaksin Campak-Gondongan-Rubella (MPR): Vaksin ini merupakan vaksin kombinasi yang melindungi anak dari tiga penyakit virus yang berbahaya, yaitu campak, gondongan, dan rubella. Dosis lanjutan ini penting untuk mempertahankan kekebalan yang telah dibangun sebelumnya. Ketiga penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi serius, terutama pada anak-anak.

  • Vaksin Hepatitis B: Jika belum lengkap, dosis lanjutan vaksin Hepatitis B akan diberikan untuk memastikan perlindungan optimal terhadap infeksi Hepatitis B yang dapat menyebabkan kerusakan hati permanen.

  • Vaksin Varisela (cacar air): Beberapa program imunisasi di Indonesia menyertakan vaksin varisela. Ini bertujuan untuk melindungi anak dari penyakit cacar air yang umumnya ringan, tetapi dapat menimbulkan komplikasi serius pada anak-anak dengan sistem kekebalan tubuh lemah.

3. Manfaat Imunisasi Usia 24 Bulan

Imunisasi pada usia 24 bulan memberikan berbagai manfaat penting bagi kesehatan anak, antara lain:

  • Perlindungan terhadap penyakit menular serius: Imunisasi melindungi anak dari berbagai penyakit menular yang dapat menyebabkan kecacatan permanen bahkan kematian, seperti difteri, pertusis, tetanus, polio, campak, gondongan, rubella, dan Hepatitis B.

  • Pencegahan wabah penyakit: Imunisasi massal dapat mencegah terjadinya wabah penyakit menular yang dapat mengancam kesehatan masyarakat secara luas.

  • Meningkatkan kualitas hidup anak: Dengan terhindar dari penyakit menular, anak dapat tumbuh kembang dengan optimal dan memiliki kualitas hidup yang lebih baik. Anak dapat bersekolah, bermain, dan berinteraksi sosial tanpa terbebani oleh penyakit.

  • Mengurangi beban ekonomi keluarga: Dengan mencegah penyakit, imunisasi dapat mengurangi biaya perawatan medis dan kehilangan pendapatan akibat sakit.

  • Membangun kekebalan kelompok (herd immunity): Ketika sebagian besar populasi telah diimunisasi, hal ini menciptakan kekebalan kelompok yang melindungi juga mereka yang tidak dapat diimunisasi karena alasan medis tertentu.

4. Efek Samping Imunisasi dan Penanganannya

Meskipun sangat aman dan efektif, imunisasi dapat menimbulkan beberapa efek samping ringan, seperti:

  • Demam ringan: Demam ringan merupakan reaksi yang umum terjadi setelah imunisasi. Biasanya dapat ditangani dengan pemberian paracetamol sesuai dosis yang dianjurkan dokter.

  • Reaksi di tempat suntikan: Merah, bengkak, atau nyeri di tempat suntikan merupakan reaksi yang umum dan biasanya akan hilang dalam beberapa hari.

  • Lemas atau mengantuk: Beberapa anak mungkin merasa lemas atau mengantuk setelah imunisasi. Istirahat yang cukup sangat dianjurkan.

Efek samping yang serius sangat jarang terjadi. Jika anak mengalami reaksi alergi yang serius, seperti kesulitan bernapas, pembengkakan wajah atau lidah, segera cari pertolongan medis. Orang tua perlu memperhatikan kondisi anak setelah imunisasi dan melaporkan setiap efek samping yang tidak biasa kepada petugas kesehatan.

5. Persiapan Sebelum dan Setelah Imunisasi

Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan sebelum dan setelah imunisasi anak usia 24 bulan:

Sebelum imunisasi:

  • Pastikan anak dalam kondisi sehat. Jika anak sedang sakit, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter sebelum imunisasi.
  • Beri tahu petugas kesehatan tentang riwayat kesehatan anak, termasuk alergi obat atau reaksi terhadap imunisasi sebelumnya.
  • Pastikan untuk membawa kartu imunisasi anak.
  • Pastikan anak telah makan dan minum secukupnya sebelum imunisasi.

Setelah imunisasi:

  • Berikan banyak cairan kepada anak untuk mencegah dehidrasi.
  • Berikan paracetamol sesuai anjuran dokter jika anak mengalami demam.
  • Pantau kondisi anak dengan cermat. Amati tanda-tanda reaksi alergi atau efek samping yang serius.
  • Berikan istirahat yang cukup kepada anak.
  • Lanjutkan pola makan dan aktivitas anak seperti biasa, kecuali jika dianjurkan berbeda oleh dokter.

6. Pentingnya Konsultasi dengan Dokter

Konsultasi dengan dokter atau petugas kesehatan sangat penting sebelum dan sesudah imunisasi. Dokter dapat memberikan informasi yang akurat dan terpercaya mengenai imunisasi, menjawab pertanyaan orang tua, dan memberikan rekomendasi yang sesuai dengan kondisi kesehatan anak. Jangan ragu untuk bertanya kepada dokter tentang segala hal yang belum Anda mengerti terkait imunisasi. Imunisasi merupakan investasi penting untuk kesehatan anak di masa depan. Dengan perlindungan yang tepat, anak akan tumbuh sehat dan terbebas dari penyakit menular yang dapat dicegah. Selalu ikuti anjuran dan panduan dari petugas kesehatan untuk memastikan keamanan dan efektivitas imunisasi. Informasi yang diperoleh dari internet hanya sebagai tambahan informasi, bukan sebagai pengganti saran dari tenaga kesehatan profesional.

Also Read

Bagikan:

Tags