Eksim Susu pada Bayi Baru Lahir: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

Retno Susanti

Eksim susu, juga dikenal sebagai dermatitis atopik, merupakan kondisi kulit inflamasi kronis yang umum terjadi pada bayi. Meskipun namanya mengandung "susu," penyebabnya lebih kompleks daripada hanya alergi susu sapi. Kondisi ini ditandai dengan kulit kering, gatal, dan ruam yang dapat sangat mengganggu bayi dan orang tuanya. Memahami gejala, penyebab, dan pilihan pengobatan sangat krusial untuk mengelola kondisi ini secara efektif.

Gejala Eksim Susu pada Bayi Baru Lahir

Gejala eksim susu pada bayi bisa bervariasi dalam tingkat keparahan dan lokasi. Biasanya, ruam muncul pada pipi, dahi, kulit kepala, dan lipatan siku serta lutut. Namun, dapat menyebar ke seluruh tubuh. Berikut beberapa gejala yang umum diamati:

  • Kulit kering dan bersisik: Ini adalah gejala paling awal dan umum. Kulit bayi akan terasa kasar, kering, dan bersisik, bahkan mungkin terasa tegang. Pada beberapa kasus, kulit bisa tampak pecah-pecah.
  • Gatal: Gatal yang hebat merupakan ciri khas eksim susu. Bayi akan sering menggaruk kulitnya, yang dapat menyebabkan iritasi lebih lanjut, infeksi sekunder, dan luka. Menggaruk juga dapat mengganggu tidur bayi.
  • Ruam merah dan meradang: Ruam yang muncul biasanya berwarna merah, bengkak, dan terasa hangat. Ruam tersebut dapat muncul sebagai bercak-bercak kecil atau bercak besar yang bergabung.
  • Kelainan kulit: Dalam kasus yang lebih parah, eksim susu dapat menyebabkan kulit menebal (lichenifikasi) dan perubahan pigmentasi. Dalam beberapa kasus, dapat muncul lepuhan berisi cairan yang dapat pecah dan menjadi basah dan bernanah.
  • Lokasi ruam: Meskipun dapat terjadi di mana saja, ruam sering muncul di wajah, terutama pipi, dahi, kulit kepala (kulit kepala bayi dapat tampak bersisik dan berkerak), dan lipatan siku dan lutut.
  • Reaksi terhadap iritan: Kulit bayi yang terkena eksim susu lebih sensitif terhadap iritan seperti sabun, deterjen, dan bahan kimia dalam lotion atau krim.

Penyebab Eksim Susu pada Bayi Baru Lahir

Penyebab pasti eksim susu masih belum sepenuhnya dipahami, namun beberapa faktor diduga berperan:

  • Genetika: Riwayat keluarga dengan eksim, asma, atau rhinitis alergi meningkatkan risiko bayi menderita eksim susu. Gen tertentu telah diidentifikasi yang dikaitkan dengan peningkatan kerentanan terhadap eksim.
  • Sistem kekebalan tubuh: Gangguan dalam sistem kekebalan tubuh diduga berperan dalam perkembangan eksim susu. Reaksi yang berlebihan terhadap alergen atau iritan lingkungan dapat memicu inflamasi kulit.
  • Alergen: Beberapa alergen, seperti protein susu sapi, telur, kedelai, kacang tanah, dan gluten, dapat memicu atau memperburuk eksim susu pada beberapa bayi. Namun, reaksi terhadap alergen ini tidak selalu terjadi pada semua bayi dengan eksim. Perlu diingat bahwa eksim susu bukanlah alergi makanan secara langsung, tetapi alergi makanan dapat memperburuk gejalanya.
  • Faktor lingkungan: Paparan terhadap iritan seperti sabun, deterjen, bahan kimia dalam produk perawatan kulit, serat pakaian yang kasar, dan perubahan iklim (cuaca dingin dan kering) dapat memperburuk gejala eksim. Polusi udara juga bisa menjadi faktor pencetus.
  • Mikrobioma kulit: Komposisi mikroorganisme pada kulit juga dipercaya berpengaruh. Ketidakseimbangan mikrobioma kulit dapat meningkatkan risiko dan keparahan eksim.

Diagnosa Eksim Susu pada Bayi Baru Lahir

Diagnosis eksim susu pada bayi biasanya dilakukan melalui pemeriksaan fisik oleh dokter. Dokter akan memeriksa kulit bayi untuk melihat adanya gejala-gejala khas seperti ruam, kulit kering, dan gatal. Tidak ada tes spesifik untuk mendiagnosis eksim susu, dan diagnosis seringkali didasarkan pada pemeriksaan klinis. Dalam beberapa kasus, dokter mungkin melakukan tes alergi untuk mengidentifikasi alergen tertentu yang dapat memperburuk kondisi. Tes alergi dapat meliputi tes tusuk kulit atau tes darah.

Pengobatan Eksim Susu pada Bayi Baru Lahir

Pengobatan eksim susu pada bayi berfokus pada meredakan gejala dan mencegah kekambuhan. Pengobatan dapat meliputi:

  • Pelembap: Pelembap adalah pilar utama pengobatan eksim susu. Oleskan pelembap secara teratur, bahkan saat kulit tampak baik, untuk mencegah kekeringan dan menjaga kelembapan kulit. Pilih pelembap yang bebas pewangi dan hipoalergenik.
  • Kortikosteroid topikal: Kortikosteroid topikal merupakan obat anti-inflamasi yang dapat mengurangi peradangan dan gatal. Dokter akan meresepkan kekuatan yang sesuai dengan keparahan kondisi. Penggunaan jangka panjang harus diawasi oleh dokter.
  • Inhibitor kalcineurin topikal: Obat ini merupakan alternatif untuk kortikosteroid topikal, terutama untuk pengobatan jangka panjang. Obat ini bekerja dengan menekan respon imun yang menyebabkan peradangan.
  • Antihistamin oral: Antihistamin oral dapat membantu mengurangi gatal, terutama pada malam hari, sehingga dapat membantu bayi tidur lebih nyenyak.
  • Pengobatan infeksi sekunder: Jika terjadi infeksi sekunder (seperti infeksi bakteri atau jamur), dokter mungkin meresepkan antibiotik atau antijamur topikal atau oral.
  • Pengelolaan alergi: Jika alergi makanan diperkirakan berkontribusi pada eksim susu, dokter mungkin menyarankan untuk menghilangkan alergen tersebut dari makanan bayi (dengan bimbingan ahli gizi atau alergi). Ini harus dilakukan dengan pengawasan ketat oleh dokter untuk mencegah kekurangan gizi.

Pencegahan Eksim Susu pada Bayi Baru Lahir

Meskipun tidak selalu mungkin untuk mencegah eksim susu sepenuhnya, beberapa langkah dapat diambil untuk mengurangi risiko dan keparahannya:

  • Menjaga kelembapan kulit: Mandi bayi dengan air hangat, bukan air panas, dan batasi waktu mandi hingga 10-15 menit. Gunakan pelembap segera setelah mandi untuk mengunci kelembapan.
  • Hindari iritan: Gunakan deterjen dan sabun yang lembut dan hipoalergenik untuk mencuci pakaian dan peralatan bayi. Hindari pakaian yang terbuat dari bahan kasar atau yang dapat menyebabkan iritasi.
  • Menjaga lingkungan yang lembap: Gunakan humidifier di kamar bayi, terutama di iklim kering, untuk membantu menjaga kelembapan kulit.
  • Potong kuku bayi secara teratur: Kuku bayi yang panjang dapat menyebabkan luka akibat garukan, sehingga penting untuk memotongnya secara teratur. Gunakan sarung tangan lembut di malam hari untuk mencegah garukan.
  • Identifikasi dan hindari alergen: Jika alergi makanan diidentifikasi sebagai faktor pencetus, hindari makanan tersebut dari pola makan bayi (dengan konsultasi dokter).

Dukungan untuk Orang Tua Bayi dengan Eksim Susu

Menghadapi bayi dengan eksim susu bisa menjadi pengalaman yang menantang bagi orang tua. Penting untuk mengingat bahwa Anda tidak sendirian. Berikut beberapa sumber dukungan yang dapat membantu:

  • Dokter anak: Dokter anak adalah sumber informasi dan pengobatan utama. Jangan ragu untuk mengajukan pertanyaan dan membahas kekhawatiran Anda.
  • Spesialis alergi-imunologi: Jika alergi makanan diduga menjadi penyebab, konsultasi dengan spesialis alergi-imunologi dapat memberikan panduan lebih lanjut.
  • Kelompok dukungan orang tua: Bergabung dengan kelompok dukungan orang tua yang memiliki pengalaman serupa dapat memberikan dukungan emosional dan berbagi informasi.
  • Terapis okupasi: Jika bayi memiliki kebiasaan menggaruk yang sulit dikontrol, terapis okupasi dapat membantu mengajarkan teknik manajemen diri.

Also Read

Bagikan:

Tags