Durian dan Ibu Menyusui: Manfaat dan Batasan

Siti Hartinah

Durian, dikenal sebagai ‘raja buah’, memiliki aroma dan rasa yang khas yang membuatnya menjadi favorit banyak orang. Namun, bagi ibu menyusui (busui), pertanyaan yang sering muncul adalah "Bolehkah busui makan durian?" Artikel ini akan mengupas tuntas pertanyaan tersebut dengan informasi yang diperoleh dari berbagai sumber terpercaya di internet.

Apa Itu Durian?

Durian adalah buah tropis yang besar, memiliki kulit yang keras dan duri tajam, serta daging buah yang lembut dan beraroma kuat. Buah ini kaya akan nutrisi seperti kalori, protein, karbohidrat, lemak, serat, kalium, fosfor, magnesium, vitamin C, dan asam folat[1].

Nutrisi dalam Durian

Dalam satu cangkir daging buah durian, terkandung sekitar 357 kalori, 3,6 gram protein, 66 gram karbohidrat, dan 13 gram lemak. Kandungan serat, kalium, fosfor, magnesium, vitamin C, dan asam folat dalam durian juga baik untuk tubuh[1].

Manfaat Durian untuk Busui

Durian dapat menjadi sumber energi karena kandungan karbohidratnya yang tinggi. Vitamin C dalam durian membantu menjaga stamina busui, dan seratnya menjaga kesehatan saluran cerna[1].

Durian dan Produksi ASI

Beberapa ibu menyusui berbagi pengalaman bahwa durian dapat membantu memperlancar produksi ASI. Namun, belum ada penelitian yang secara khusus membuktikan efek langsung durian terhadap produksi ASI[2].

Potensi Alergi dan Efek Samping

Meskipun jarang, beberapa orang mungkin memiliki reaksi alergi terhadap durian. Jika busui belum pernah mencoba durian sebelumnya, disarankan untuk memulai dengan jumlah kecil dan mengamati adanya reaksi alergi[2].

Batasan Konsumsi Durian untuk Busui

Busui disarankan untuk mengonsumsi durian dalam jumlah yang tidak berlebihan. Mengonsumsi durian secara berlebihan dapat menyebabkan sakit kepala, pusing, mual, muntah, perut bergas, atau begah, dan diare[1].

Kesimpulan

Secara umum, busui boleh makan durian asalkan dalam jumlah yang wajar. Durian menawarkan berbagai manfaat nutrisi yang dapat mendukung kesehatan busui dan produksi ASI. Namun, penting untuk memperhatikan potensi alergi dan efek samping dari konsumsi berlebihan.


Also Read

Bagikan: