Demam pada Bayi dan Penolakan ASI: Penyebab, Gejala, dan Penanganannya

Retno Susanti

Demam pada bayi merupakan kondisi yang mengkhawatirkan bagi orang tua, terutama jika disertai dengan penolakan ASI. ASI merupakan sumber nutrisi utama bayi, dan penurunan asupan ASI saat demam dapat berdampak buruk pada kesehatan dan perkembangannya. Memahami penyebab demam, mengenali tanda-tanda penolakan ASI, dan mengetahui cara penanganannya sangat penting untuk memastikan bayi tetap terhidrasi dan mendapatkan nutrisi yang cukup. Artikel ini akan membahas secara detail berbagai aspek terkait permasalahan ini berdasarkan informasi yang dikumpulkan dari berbagai sumber terpercaya.

1. Penyebab Demam pada Bayi

Demam pada bayi, yang umumnya didefinisikan sebagai suhu tubuh di atas 38°C (diukur melalui rektal), dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Berikut beberapa penyebab yang umum:

  • Infeksi virus: Infeksi virus merupakan penyebab demam paling sering pada bayi. Virus dapat menyerang saluran pernapasan atas (seperti flu atau common cold), saluran pencernaan (seperti rotavirus), atau sistem lainnya. Gejala demam akibat infeksi virus seringkali disertai dengan batuk, pilek, diare, muntah, atau ruam.

  • Infeksi bakteri: Infeksi bakteri juga dapat menyebabkan demam pada bayi. Infeksi bakteri dapat terjadi di berbagai bagian tubuh, seperti telinga (otitis media), paru-paru (pneumonia), saluran kemih (infeksi saluran kemih), atau darah (sepsis). Infeksi bakteri memerlukan penanganan medis yang lebih intensif dibandingkan infeksi virus.

  • Imunisasi: Setelah pemberian vaksin, beberapa bayi dapat mengalami demam ringan sebagai respons terhadap vaksin. Demam ini biasanya berlangsung singkat dan dapat diatasi dengan pemberian obat penurun panas yang direkomendasikan oleh dokter.

  • Gigi tumbuh: Meskipun bukan penyakit, tumbuhnya gigi sering kali disertai dengan demam ringan, rewel, dan penurunan nafsu makan.

  • Reaksi alergi: Reaksi alergi terhadap makanan, obat-obatan, atau zat lainnya juga dapat menyebabkan demam pada bayi.

  • Dehidrasi: Dehidrasi dapat meningkatkan suhu tubuh bayi dan membuatnya tampak demam.

Menentukan penyebab demam pada bayi memerlukan pemeriksaan medis oleh dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, menanyakan riwayat kesehatan bayi, dan mungkin melakukan tes laboratorium untuk menentukan penyebab demam dan memberikan pengobatan yang tepat.

2. Gejala Demam dan Penolakan ASI pada Bayi

Selain demam, beberapa gejala lain yang sering menyertai penolakan ASI pada bayi demam antara lain:

  • Letargi atau lesu: Bayi tampak kurang aktif dan malas bergerak.
  • Rewel dan mudah menangis: Bayi menjadi lebih rewel dan sulit ditenangkan.
  • Kurang nafsu makan: Penurunan nafsu makan, termasuk penolakan ASI, merupakan gejala yang umum.
  • Muntah dan diare: Muntah dan diare dapat menyebabkan dehidrasi dan memperburuk kondisi bayi.
  • Sulit bernapas: Sesak napas bisa menjadi indikasi adanya infeksi saluran pernapasan.
  • Kulit kering dan pucat: Tanda-tanda dehidrasi.
  • Suhu tubuh tinggi: Suhu rektal di atas 38°C.

Penolakan ASI dapat terjadi karena berbagai alasan saat bayi demam, antara lain rasa tidak nyaman di mulut akibat sariawan atau sakit tenggorokan, rasa sakit saat menelan akibat infeksi tenggorokan, atau karena bayi merasa lemas dan tidak bertenaga untuk menyusu. Penting untuk memperhatikan gejala-gejala lain yang menyertai penolakan ASI agar dapat mendiagnosis penyebabnya dengan tepat.

3. Cara Mengatasi Demam pada Bayi

Pengobatan demam pada bayi berfokus pada menurunkan suhu tubuh dan mengatasi penyebab demam yang mendasarinya. Berikut beberapa cara untuk mengatasi demam pada bayi:

  • Kompres air hangat: Kompres dahi bayi dengan air hangat dapat membantu menurunkan suhu tubuh.
  • Berpakaian tipis: Hindari membungkus bayi dengan pakaian terlalu tebal.
  • Memberikan cairan yang cukup: Pastikan bayi tetap terhidrasi dengan memberikan ASI atau cairan elektrolit (sesuai anjuran dokter). Pentingnya tetap memberikan ASI meskipun bayi menolak, bisa diberikan dengan sendok atau pipet secara bertahap.
  • Obat penurun panas: Parasetamol (asetaminofen) dapat diberikan sesuai dosis yang dianjurkan oleh dokter. Jangan pernah memberikan aspirin kepada bayi.
  • Istirahat yang cukup: Istirahat yang cukup penting untuk membantu tubuh bayi melawan infeksi.

Penting untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum memberikan obat penurun panas kepada bayi. Dokter akan menentukan dosis yang tepat dan memantau perkembangan bayi.

4. Cara Mengatasi Penolakan ASI saat Bayi Demam

Saat bayi demam dan menolak ASI, penting untuk tetap berusaha memberikan ASI dengan berbagai cara. Berikut beberapa tips:

  • Menawarkan ASI lebih sering, tetapi dalam jumlah sedikit: Jangan memaksa bayi untuk menyusu dalam jumlah banyak sekaligus.
  • Mencoba posisi menyusui yang berbeda: Beberapa posisi menyusui mungkin lebih nyaman bagi bayi yang sedang demam.
  • Memastikan bayi nyaman dan tenang: Suasana yang tenang dan nyaman dapat membantu bayi lebih mudah menyusu.
  • Menawarkan ASI dengan sendok atau pipet: Jika bayi menolak menyusu langsung, cobalah memberikan ASI dengan sendok atau pipet.
  • Menawarkan ASI yang sudah diperah: ASI perah dapat lebih mudah diberikan dan diatur suhunya.
  • Menjaga kebersihan puting susu: Kebersihan puting susu ibu sangat penting untuk menghindari infeksi.
  • Periksa mulut bayi: Periksa apakah ada sariawan atau luka di dalam mulut bayi yang dapat menyebabkan rasa sakit saat menyusu.

5. Kapan Harus Membawa Bayi ke Dokter

Segera bawa bayi ke dokter jika:

  • Suhu tubuh bayi di atas 38,5°C atau lebih tinggi.
  • Demam berlangsung lebih dari 3 hari.
  • Bayi tampak sangat lesu dan tidak responsif.
  • Bayi mengalami muntah dan diare yang hebat.
  • Bayi mengalami kesulitan bernapas.
  • Bayi menunjukkan tanda-tanda dehidrasi seperti kulit kering dan pucat, mata cekung, dan air mata sedikit.
  • Bayi menolak ASI atau cairan lain selama lebih dari 24 jam.
  • Bayi memiliki ruam kulit yang tidak biasa.

Penanganan yang tepat dan segera sangat penting untuk mencegah komplikasi yang lebih serius.

6. Pencegahan Demam pada Bayi

Meskipun tidak semua demam dapat dicegah, beberapa langkah pencegahan dapat dilakukan untuk mengurangi risiko demam pada bayi:

  • Imunisasi: Memberikan imunisasi lengkap sesuai jadwal yang dianjurkan oleh dokter dapat melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi.
  • Menjaga kebersihan: Menjaga kebersihan tangan dan lingkungan sekitar bayi dapat mengurangi risiko infeksi.
  • Memberikan ASI eksklusif: ASI memberikan perlindungan imunologis kepada bayi dan membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuhnya.
  • Hindari paparan asap rokok: Asap rokok dapat meningkatkan risiko infeksi saluran pernapasan pada bayi.
  • Mencuci tangan secara teratur: Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih secara teratur dapat mencegah penyebaran infeksi.

Penting untuk diingat bahwa informasi dalam artikel ini hanya untuk tujuan edukasi dan tidak boleh dianggap sebagai pengganti saran medis dari profesional kesehatan. Jika bayi Anda mengalami demam dan penolakan ASI, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat. Kesehatan dan kesejahteraan bayi Anda adalah prioritas utama.

Also Read

Bagikan:

Tags