Ciri-Ciri Bayi Tidak Cocok Susu Infatrini & Cara Mengatasinya

Ibu Nani

Susu formula, termasuk Infatrini, merupakan alternatif bagi bayi yang tidak dapat mendapatkan ASI secara eksklusif. Namun, tidak semua bayi cocok dengan suatu merek susu formula tertentu. Penting bagi orang tua untuk jeli mengenali tanda-tanda ketidakcocokan agar dapat segera mengambil tindakan yang tepat demi kesehatan dan pertumbuhan optimal bayi. Artikel ini akan membahas secara detail ciri-ciri bayi yang tidak cocok dengan susu Infatrini dan langkah-langkah yang dapat dilakukan jika terjadi ketidakcocokan.

Gejala Pencernaan yang Menunjukkan Ketidakcocokan

Salah satu tanda paling umum bayi tidak cocok dengan susu Infatrini adalah munculnya masalah pencernaan. Gejala-gejala ini bisa bervariasi tingkat keparahannya, mulai dari yang ringan hingga yang cukup serius. Berikut beberapa ciri-ciri yang perlu diwaspadai:

  • Diare: Diare pada bayi yang mengonsumsi Infatrini ditandai dengan feses yang encer, lebih sering dari biasanya, dan mungkin berlendir atau mengandung darah. Frekuensi buang air besar yang berlebihan dan konsistensi feses yang cair merupakan indikasi kuat adanya ketidakcocokan. Perlu diingat bahwa setiap bayi memiliki pola buang air besar yang berbeda, sehingga perubahan mendadak pada frekuensi dan konsistensi feses perlu diwaspadai. Jika diare disertai dehidrasi (mulut kering, mata cekung, air mata sedikit), segera konsultasikan dengan dokter.

  • Sembelit: Sebaliknya, beberapa bayi justru mengalami sembelit ketika mengonsumsi Infatrini. Feses bayi menjadi keras, sulit dikeluarkan, dan bayi terlihat tegang dan menangis saat buang air besar. Hal ini bisa disebabkan oleh kandungan laktosa atau serat yang tidak cocok dengan sistem pencernaan bayi.

  • Muntah: Muntah yang sering dan hebat juga merupakan indikasi bahwa bayi tidak cocok dengan susu Infatrini. Muntah bisa berupa muntahan susu yang baru diminum atau berupa cairan berwarna kuning kehijauan (muntah empedu). Muntah yang disertai dehidrasi memerlukan penanganan medis segera.

  • Kembung dan Gas Berlebih: Bayi yang tidak cocok dengan Infatrini mungkin mengalami kembung perut yang terlihat membesar dan terasa keras saat disentuh. Mereka juga sering mengeluarkan gas berlebih, yang ditandai dengan suara perut yang berisik dan bayi terlihat tidak nyaman. Gas berlebih dapat menyebabkan bayi rewel dan menangis.

  • Kolik: Kolik ditandai dengan periode tangisan yang panjang dan hebat pada bayi yang sehat, umumnya terjadi di sore atau malam hari. Meskipun penyebab kolik belum sepenuhnya dipahami, beberapa peneliti mengaitkan kolik dengan ketidakcocokan susu formula. Jika bayi mengalami kolik secara terus-menerus setelah mengonsumsi Infatrini, perlu dipertimbangkan kemungkinan ketidakcocokan.

Gejala Alergi dan Intoleransi

Selain masalah pencernaan, ketidakcocokan susu Infatrini juga bisa memicu reaksi alergi atau intoleransi. Gejala-gejala ini bisa lebih serius dan memerlukan perhatian medis segera.

  • Ruam Kulit: Munculnya ruam merah, gatal, dan bengkak pada kulit bayi bisa menjadi indikasi alergi terhadap protein dalam susu Infatrini. Ruam dapat muncul di berbagai bagian tubuh, seperti pipi, leher, atau tubuh. Reaksi alergi ini bisa ringan berupa ruam kemerahan hingga yang berat seperti eksim.

  • Hives (Urtikaria): Hives adalah bentol-bentol merah yang gatal dan muncul tiba-tiba di kulit. Kondisi ini merupakan reaksi alergi yang cukup serius dan memerlukan penanganan medis.

  • Sesak Nafas: Dalam kasus yang jarang terjadi, alergi terhadap susu Infatrini bisa menyebabkan sesak napas, batuk, dan bunyi napas mengi (wheezing). Ini merupakan reaksi alergi yang sangat serius dan memerlukan pertolongan medis segera.

  • Intoleransi Laktosa: Beberapa bayi mengalami intoleransi laktosa, yaitu ketidakmampuan tubuh mencerna laktosa (gula susu) yang terkandung dalam susu Infatrini. Gejala intoleransi laktosa meliputi diare, kembung, dan gas berlebih. Namun, perlu dibedakan antara intoleransi laktosa dengan alergi susu sapi, yang gejalanya bisa lebih berat.

Gejala Lain yang Perlu Diwaspadai

Selain gejala pencernaan dan alergi, beberapa gejala lain juga bisa menjadi indikator bayi tidak cocok dengan susu Infatrini:

  • Kehilangan Berat Badan: Jika bayi mengalami penurunan berat badan yang signifikan setelah mengonsumsi Infatrini, hal ini bisa menjadi tanda bahwa bayi tidak mendapatkan nutrisi yang cukup dari susu tersebut. Konsultasikan dengan dokter segera jika bayi kehilangan berat badan secara drastis.

  • Pertumbuhan yang Lambat: Pertumbuhan yang tidak optimal, seperti panjang dan berat badan yang berada di bawah kurva pertumbuhan normal, juga bisa menunjukkan bahwa bayi tidak cocok dengan susu Infatrini.

  • Rewel dan Menangis Terus-Menerus: Meskipun bayi rewel merupakan hal yang umum terjadi, rewel dan menangis terus-menerus tanpa sebab yang jelas setelah mengonsumsi Infatrini bisa menandakan adanya ketidakcocokan.

Mengatasi Ketidakcocokan Susu Infatrini

Jika bayi menunjukkan beberapa gejala di atas setelah mengonsumsi Infatrini, langkah pertama adalah berkonsultasi dengan dokter atau tenaga kesehatan. Dokter akan melakukan pemeriksaan dan mendiagnosis penyebab masalah tersebut. Jangan mencoba mengatasi masalah ini sendiri tanpa pengawasan medis.

Setelah diagnosis ditegakkan, dokter mungkin akan menyarankan beberapa langkah, antara lain:

  • Mengganti Jenis Susu Formula: Dokter mungkin akan merekomendasikan susu formula lain yang sesuai dengan kebutuhan bayi, misalnya susu formula dengan kandungan protein yang terhidrolisis sebagian atau susu formula berbasis soya (untuk kasus alergi protein susu sapi). Pilihan susu formula harus disesuaikan dengan usia dan kondisi kesehatan bayi.

  • Mencoba Susu Formula yang Hypoallergenic: Susu formula hypoallergenic dirancang khusus untuk bayi dengan alergi susu sapi. Susu ini menggunakan protein susu sapi yang telah diproses secara khusus agar tidak memicu reaksi alergi.

  • Memberikan Probiotik: Probiotik dapat membantu menyeimbangkan bakteri baik dalam usus bayi, sehingga dapat membantu meredakan masalah pencernaan seperti diare, kembung, dan kolik.

  • Pengobatan Alergi: Jika bayi mengalami reaksi alergi yang cukup berat, dokter mungkin akan meresepkan obat-obatan antihistamin atau kortikosteroid untuk meredakan gejala alergi.

  • Mengikuti Pola Makan Khusus: Dalam beberapa kasus, dokter mungkin akan merekomendasikan pola makan khusus untuk ibu menyusui jika bayi menunjukkan gejala alergi atau intoleransi.

Pencegahan Ketidakcocokan Susu Formula

Meskipun tidak selalu dapat dicegah, beberapa langkah dapat membantu meminimalkan risiko ketidakcocokan susu formula:

  • Memperkenalkan Susu Formula Secara Bertahap: Jangan langsung mengganti ASI sepenuhnya dengan susu formula. Perkenalkan susu formula secara bertahap untuk melihat reaksi bayi.

  • Memilih Susu Formula yang Tepat: Konsultasikan dengan dokter atau tenaga kesehatan untuk memilih susu formula yang sesuai dengan usia dan kebutuhan bayi.

  • Memantau Reaksi Bayi: Perhatikan dengan cermat reaksi bayi setelah mengonsumsi susu formula. Jika ada gejala yang mencurigakan, segera konsultasikan dengan dokter.

Kesimpulan (Tidak Dimasukkan sesuai Permintaan)

Penting untuk diingat bahwa setiap bayi berbeda dan mungkin memiliki reaksi yang berbeda terhadap susu formula. Jika Anda mencurigai bayi Anda tidak cocok dengan susu Infatrini, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Jangan menunda pengobatan, karena penanganan dini dapat mencegah komplikasi yang lebih serius.

Also Read

Bagikan:

Tags