Panduan Lengkap MPASI Pertama Menurut WHO: Usia, Jenis Makanan, dan Tips Sukses

Ibu Nani

Memberikan Makanan Pendamping ASI (MPASI) merupakan momen penting dalam perkembangan bayi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan pendekatan yang spesifik untuk memastikan bayi mendapatkan nutrisi yang optimal selama masa transisi ini. Artikel ini akan membahas secara detail rekomendasi WHO mengenai MPASI pertama, termasuk usia ideal, jenis makanan yang tepat, cara penyajian, dan tips untuk sukses menerapkannya.

1. Usia Ideal Memulai MPASI Menurut WHO

WHO merekomendasikan untuk memulai MPASI pada usia 6 bulan (26 minggu). Sebelum usia ini, sistem pencernaan bayi belum sepenuhnya siap untuk mencerna makanan padat. Memberi MPASI terlalu dini dapat meningkatkan risiko alergi, obesitas, dan masalah pencernaan lainnya. Sebaliknya, menunda MPASI terlalu lama juga dapat berisiko kekurangan zat gizi mikro penting yang tak tercukupi hanya dari ASI saja.

Meskipun rekomendasi WHO adalah 6 bulan, terdapat beberapa pengecualian. Bayi prematur atau bayi dengan berat lahir rendah mungkin memerlukan penundaan atau pendekatan yang lebih bertahap. Konsultasi dengan dokter anak sangat penting untuk menentukan waktu yang tepat memulai MPASI bagi bayi dengan kondisi khusus. Dokter akan mempertimbangkan faktor-faktor seperti berat badan, perkembangan motorik, dan kemampuan bayi untuk duduk tegak dengan bantuan. Kemampuan duduk tegak penting karena akan membantu bayi mengontrol kepala dan lehernya selama makan, mengurangi resiko tersedak.

Perlu diingat bahwa "6 bulan" mengacu pada usia kronologis bayi, bukan usia koreksi untuk bayi prematur. Usia koreksi memperhitungkan berapa minggu bayi lahir lebih awal dari waktu kelahiran normal. Untuk bayi prematur, konsultasi dengan dokter anak sangat krusial untuk menentukan jadwal MPASI yang tepat berdasarkan usia koreksi dan perkembangannya.

2. Jenis Makanan Pertama yang Direkomendasikan

Makanan pertama yang direkomendasikan oleh WHO adalah makanan yang lunak, mudah dihancurkan, dan bergizi. Hindari makanan yang terlalu manis, asin, atau berlemak. Prioritaskan makanan yang kaya akan zat besi, seng, dan vitamin A, yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. Beberapa pilihan makanan pertama yang tepat antara lain:

  • Bubur beras: Bubur beras merupakan pilihan yang baik karena mudah dicerna dan hypoallergenic (jarang menyebabkan alergi). Buatlah bubur dengan konsistensi yang sangat lembut dan encer. Hindari penambahan gula atau garam.

  • Pure buah-buahan: Pilih buah-buahan yang lembut dan mudah dihaluskan, seperti pisang, alpukat, pepaya, atau apel yang sudah dimasak. Hindari buah-buahan yang bersifat asam seperti jeruk atau nanas pada awal pemberian MPASI.

  • Pure sayuran: Sayuran seperti wortel, labu kuning, dan kentang manis kaya akan vitamin dan nutrisi. Masak hingga lembut dan haluskan hingga bertekstur seperti pasta.

  • Daging giling halus: Daging sapi, ayam, atau ikan yang sudah digiling halus dan dimasak hingga empuk sangat baik untuk memenuhi kebutuhan zat besi bayi. Pastikan daging tersebut sudah dimasak sampai matang sempurna untuk membunuh bakteri.

Penting untuk memperkenalkan satu jenis makanan baru dalam waktu beberapa hari hingga seminggu untuk memantau kemungkinan reaksi alergi. Amati bayi dengan cermat terhadap tanda-tanda alergi seperti ruam, diare, muntah, atau kesulitan bernapas. Jika muncul reaksi alergi, segera hentikan pemberian makanan tersebut dan konsultasikan dengan dokter anak.

3. Cara Penyajian MPASI Pertama

Cara penyajian MPASI pertama juga sangat penting. Berikut beberapa tips:

  • Tekstur: Mulailah dengan tekstur yang sangat halus dan encer, seperti pure atau bubur. Secara bertahap, tingkatkan tekstur menjadi lebih kental seiring dengan perkembangan bayi.

  • Porsi: Mulailah dengan porsi kecil, sekitar 1-2 sendok teh. Tingkatkan porsi secara bertahap sesuai dengan kebutuhan dan nafsu makan bayi. Jangan memaksa bayi untuk menghabiskan semua makanan yang disajikan.

  • Suhu: Pastikan makanan berada pada suhu yang aman dan nyaman untuk bayi. Uji suhu makanan pada pergelangan tangan sebelum diberikan kepada bayi.

  • Cara Memberi Makan: Berikan MPASI dengan sendok kecil dan lembut. Biarkan bayi memegang sendok sendiri jika ia ingin mencoba. Berikan waktu yang cukup bagi bayi untuk menikmati makanannya. Hindari memberi makan sambil digendong atau diayun.

  • Hygiene: Pastikan kebersihan alat makan dan bahan makanan terjaga. Cuci tangan sebelum dan sesudah menyiapkan makanan.

4. Frekuensi dan Kombinasi Makanan

Awalnya, cukup berikan MPASI satu kali sehari. Setelah bayi terbiasa, frekuensi dapat ditingkatkan menjadi dua kali sehari, misalnya pada siang dan sore hari. Pada usia 8-12 bulan, frekuensi MPASI dapat ditingkatkan menjadi 3 kali sehari. Pemberian MPASI harus dikombinasikan dengan ASI atau susu formula sesuai kebutuhan. ASI tetap menjadi sumber nutrisi utama bagi bayi hingga usia 2 tahun atau lebih.

Setelah bayi terbiasa dengan beberapa jenis makanan dasar, Anda dapat mulai mengkombinasikan berbagai jenis makanan untuk memberikan variasi nutrisi dan rasa. Contohnya, Anda bisa mengkombinasikan bubur beras dengan pure wortel dan ayam giling. Pastikan untuk selalu memperkenalkan satu jenis makanan baru pada satu waktu untuk memantau kemungkinan reaksi alergi.

5. Menangani Masalah Umum Saat Memberikan MPASI

Beberapa masalah umum yang mungkin terjadi saat memberikan MPASI antara lain:

  • Bayi menolak makan: Jangan memaksa bayi untuk makan. Cobalah untuk menyajikan makanan dengan cara yang menarik dan menyenangkan. Berikan waktu istirahat diantara suapan.

  • Bayi muntah: Jika bayi muntah setelah makan, perhatikan konsistensi makanan dan pertimbangkan untuk mengurangi porsi. Jika muntah terus-menerus, konsultasikan dengan dokter anak.

  • Bayi mengalami sembelit atau diare: Amati jenis makanan yang diberikan dan perhatikan konsistensi tinja bayi. Konsultasikan dengan dokter anak jika masalah ini berlangsung lama.

  • Reaksi alergi: Perhatikan tanda-tanda reaksi alergi seperti ruam, diare, muntah, atau kesulitan bernapas. Jika muncul reaksi alergi, segera hentikan pemberian makanan tersebut dan konsultasikan dengan dokter anak.

6. Pentingnya Konsultasi dengan Dokter dan Ahli Gizi

Konsultasi dengan dokter anak dan/atau ahli gizi sangat dianjurkan sebelum dan selama masa pemberian MPASI. Mereka dapat memberikan panduan yang tepat sesuai dengan kondisi dan kebutuhan spesifik bayi Anda. Mereka juga dapat memberikan saran tentang nutrisi yang dibutuhkan oleh bayi Anda dan membantu Anda dalam merencanakan menu MPASI yang seimbang dan bergizi. Jangan ragu untuk mengajukan pertanyaan dan berdiskusi dengan para profesional kesehatan untuk memastikan bayi Anda mendapatkan nutrisi yang terbaik. Mereka dapat membantu mengidentifikasi potensi masalah dan memberikan solusi yang tepat. Ingatlah bahwa setiap bayi unik, dan pendekatan MPASI yang tepat mungkin berbeda untuk setiap bayi.

Also Read

Bagikan:

Tags