Makanan Pendamping ASI (MPASI) merupakan tahapan penting dalam perkembangan bayi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan dimulainya MPASI pada usia 6 bulan. Namun, memulai MPASI bukanlah sekadar memberikan makanan sembarangan. Ada pedoman dan tahapan yang perlu diperhatikan untuk memastikan bayi mendapatkan nutrisi yang tepat dan optimal serta mencegah risiko alergi dan masalah kesehatan lainnya. Artikel ini akan membahas secara detail panduan MPASI 6 bulan pertama menurut WHO, berdasarkan berbagai sumber terpercaya di internet.
1. Kapan Waktu yang Tepat Memulai MPASI?
WHO merekomendasikan pemberian MPASI eksklusif ASI hingga usia 6 bulan. Setelah usia 6 bulan, bayi sudah menunjukkan tanda-tanda kesiapan untuk menerima makanan padat. Tanda-tanda ini meliputi:
- Kemampuan duduk tegak dengan sedikit atau tanpa bantuan: Postur duduk yang baik penting untuk mencegah tersedak.
- Hilangnya refleks ekstrusi (refleks mendorong keluar makanan dari mulut): Refleks ini melindungi bayi dari makanan padat sebelum mereka siap. Jika refleks ini sudah menghilang, bayi akan lebih mudah menerima makanan padat.
- Menunjukkan ketertarikan pada makanan: Bayi mungkin akan memperhatikan saat orang lain makan atau meraih makanan.
- Dapat mengontrol kepala dan leher: Ini penting untuk mencegah tersedak dan memastikan bayi dapat mengunyah dan menelan makanan dengan aman.
- Dapat mengoordinasikan mata, tangan, dan mulut: Bayi harus mampu membawa makanan ke mulut dan memakannya.
Penting untuk diingat bahwa setiap bayi berkembang dengan kecepatannya sendiri. Jika bayi belum menunjukkan tanda-tanda kesiapan pada usia 6 bulan, tidak perlu khawatir. Konsultasikan dengan dokter atau tenaga kesehatan untuk mendapatkan saran yang tepat. Jangan memaksakan pemberian MPASI sebelum bayi siap. Melanjutkan ASI eksklusif hingga usia 6 bulan tetap penting untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan bayi.
2. Jenis Makanan yang Direkomendasikan
WHO menyarankan untuk memulai MPASI dengan makanan yang lembut, mudah dicerna, dan bergizi. Berikut beberapa jenis makanan yang direkomendasikan:
- Bubur beras: Bubur beras merupakan pilihan yang baik karena teksturnya lembut dan mudah dicerna. Bubur dapat dibuat dari beras putih atau beras merah organik. Pastikan untuk menumbuk atau menghaluskannya hingga teksturnya sangat lembut.
- Sayuran: Sayuran seperti wortel, ubi jalar, labu kuning, dan brokoli merupakan sumber vitamin dan mineral yang baik. Kukus atau rebus sayuran hingga lunak, kemudian haluskan atau tumbuk hingga bertekstur lembut. Hindari sayuran yang berpotensi menyebabkan alergi seperti bayam dan kangkung pada tahap awal.
- Buah: Pisang, alpukat, dan pepaya merupakan pilihan buah yang baik untuk memulai MPASI. Haluskan atau tumbuk buah hingga bertekstur lembut. Hindari buah-buahan yang terlalu asam atau manis pada tahap awal.
- Daging: Daging ayam, ikan, dan hati ayam merupakan sumber zat besi yang baik. Daging harus dimasak hingga matang dan dihaluskan atau ditumbuk hingga lembut. Pilih daging tanpa lemak dan hindari memberikan daging yang mengandung garam atau bumbu.
- Telur: Kuning telur dapat diberikan setelah bayi berumur 6 bulan, sebagai sumber zat besi dan kolin. Mulai dengan sedikit kuning telur dan perhatikan reaksi alergi.
Hindari pemberian makanan olahan, makanan cepat saji, makanan manis, garam, madu, dan makanan yang mengandung alergen tinggi seperti kacang-kacangan dan seafood pada tahap awal. Makanan ini dapat meningkatkan risiko alergi dan mengganggu pencernaan bayi.
3. Cara Mempersiapkan MPASI
Keamanan dan kebersihan makanan sangat penting untuk mencegah infeksi. Berikut beberapa tips mempersiapkan MPASI:
- Cuci tangan: Cuci tangan dengan sabun dan air bersih sebelum dan sesudah menyiapkan makanan.
- Cuci bahan makanan: Cuci semua bahan makanan dengan air bersih sebelum diolah.
- Masak hingga matang: Pastikan semua bahan makanan dimasak hingga matang sempurna untuk membunuh kuman.
- Suhu makanan: Pastikan suhu makanan sesuai untuk bayi, tidak terlalu panas atau terlalu dingin.
- Penyimpanan makanan: Simpan sisa makanan dengan benar di dalam wadah kedap udara di lemari es dan gunakan dalam waktu 24 jam.
- Hindari penggunaan garam, gula, dan penyedap rasa: Bayi tidak memerlukan garam, gula, atau penyedap rasa dalam makanan mereka. Rasa alami makanan sudah cukup untuk mereka.
Pemberian MPASI sebaiknya dimulai dengan satu jenis makanan baru setiap kali, dengan jeda beberapa hari untuk memantau reaksi alergi. Jika muncul reaksi alergi seperti ruam, diare, atau muntah, segera hentikan pemberian makanan tersebut dan konsultasikan dengan dokter.
4. Tekstur dan Konsistensi Makanan
Konsistensi makanan harus disesuaikan dengan kemampuan bayi untuk menelan. Pada tahap awal (6-8 bulan), makanan sebaiknya memiliki tekstur lembut dan halus seperti pure atau bubur. Seiring pertumbuhan dan perkembangan bayi, tekstur makanan dapat secara bertahap diubah menjadi lebih kasar, seperti potongan kecil-kecil.
Berikut tahapan tekstur MPASI yang direkomendasikan:
- Pure/halus (6-8 bulan): Makanan dihaluskan hingga sangat lembut dan mudah ditelan.
- Bubur kasar (8-10 bulan): Makanan masih dalam bentuk bubur tetapi dengan tekstur yang lebih kasar, mulai terdapat potongan-potongan kecil.
- Potongan kecil (10-12 bulan): Makanan dipotong menjadi potongan-potongan kecil yang mudah dipegang dan dikunyah oleh bayi.
Perubahan tekstur makanan harus dilakukan secara bertahap dan disesuaikan dengan kemampuan bayi. Awasi bayi saat makan dan pastikan ia dapat menelan makanan dengan aman.
5. Frekuensi dan Porsi Makanan
Pada tahap awal MPASI, cukup berikan satu atau dua sendok makan makanan per hari. Seiring pertumbuhan bayi, porsi makanan dapat ditingkatkan secara bertahap. Namun, jangan pernah memaksa bayi untuk menghabiskan makanan jika ia sudah kenyang.
Frekuensi pemberian MPASI juga perlu disesuaikan dengan kebutuhan bayi. Pada awal MPASI, cukup berikan satu kali sehari. Setelah beberapa minggu, frekuensi dapat ditingkatkan menjadi dua kali sehari. Jangan lupa, ASI tetap merupakan makanan utama bayi selama tahun pertama kehidupannya.
Ingat, penting untuk memperhatikan sinyal kenyang pada bayi. Jika bayi sudah terlihat kenyang, berhentilah memberikan makanan. Jangan paksa bayi untuk menghabiskan makanan yang sudah disiapkan.
6. Pentingnya Konsultasi dengan Tenaga Kesehatan
Memulai MPASI merupakan tahapan penting yang membutuhkan bimbingan dan pengawasan. Konsultasikan selalu dengan dokter atau tenaga kesehatan sebelum memulai MPASI, terutama jika bayi memiliki riwayat alergi atau masalah kesehatan lainnya.
Tenaga kesehatan dapat memberikan panduan yang tepat sesuai dengan kondisi dan kebutuhan bayi. Mereka juga dapat membantu mendeteksi dan mengatasi masalah yang mungkin terjadi selama pemberian MPASI, seperti alergi makanan atau gangguan pencernaan. Jangan ragu untuk bertanya dan mencari informasi dari sumber terpercaya untuk memastikan bayi Anda mendapatkan nutrisi dan perkembangan yang optimal. Pemberian MPASI yang tepat akan mendukung pertumbuhan dan perkembangan bayi yang sehat dan optimal.