Pemberian Susu pada Bayi Prematur: Panduan Komprehensif

Retno Susanti

Bayi prematur, yang lahir sebelum usia kehamilan 37 minggu, memiliki sistem pencernaan dan imun yang belum sepenuhnya matang. Oleh karena itu, pemberian susu pada bayi prematur memerlukan pendekatan yang sangat hati-hati dan disesuaikan dengan kebutuhan individu masing-masing bayi. Pemilihan jenis susu, metode pemberian, dan pemantauan pertumbuhan merupakan aspek krusial dalam memastikan perkembangan bayi prematur yang optimal. Artikel ini akan membahas secara detail berbagai aspek penting dalam pemberian susu kepada bayi prematur, berdasarkan berbagai sumber dan pedoman terkini.

1. Jenis Susu untuk Bayi Prematur: ASI vs. Susu Formula

Susu ibu (ASI) tetap menjadi pilihan terbaik untuk bayi prematur, terlepas dari usia kehamilan saat lahir. ASI mengandung berbagai faktor pertumbuhan, imunoglobulin, dan nutrisi yang vital untuk perkembangan bayi prematur yang optimal. Komponen-komponen ini membantu melindungi bayi dari infeksi, meningkatkan perkembangan otak, dan meningkatkan penyerapan nutrisi. [1, 2] Kandungan laktosa, protein, dan lemak dalam ASI juga disesuaikan dengan kemampuan pencernaan bayi prematur yang masih berkembang.

Namun, tidak semua ibu mampu memberikan ASI secara eksklusif. Dalam situasi ini, susu formula khusus untuk bayi prematur (preterm formula) menjadi alternatif yang penting. Susu formula ini diformulasikan untuk meniru komposisi ASI sebisa mungkin, dengan kadar protein, lemak, dan karbohidrat yang disesuaikan dengan kebutuhan bayi prematur. [3] Susu formula ini seringkali mengandung tambahan nutrisi seperti prebiotik dan probiotik untuk mendukung perkembangan mikrobiota usus dan meningkatkan sistem imun bayi. [4]

Penting untuk dicatat bahwa pemilihan jenis susu harus didiskusikan dengan dokter atau konsultan laktasi. Mereka akan mempertimbangkan faktor-faktor seperti usia kehamilan bayi, berat badan lahir, dan kondisi kesehatan bayi untuk menentukan jenis susu yang paling tepat.

2. Metode Pemberian Susu: Optimalisasi Asupan Nutrisi

Metode pemberian susu pada bayi prematur juga memerlukan pertimbangan khusus. Bayi prematur seringkali memiliki kemampuan menghisap, menelan, dan bernapas yang belum sempurna. Oleh karena itu, metode pemberian susu harus disesuaikan dengan kemampuan masing-masing bayi.

a. Pemberian ASI: Ibu yang mampu memberikan ASI dapat memilih metode langsung (ASI eksklusif) jika kondisi bayi memungkinkan. Namun, untuk bayi prematur yang sangat kecil atau memiliki kesulitan menyusu, metode lain seperti memerah ASI dan memberikannya melalui berbagai cara dapat menjadi pilihan yang lebih tepat.

b. Pemberian ASI dengan Metode Eksplorasi: Metode ini dilakukan dengan meletakkan puting ibu di dekat mulut bayi dan membiarkan bayi mengeksplorasi sendiri. Metode ini membantu bayi berlatih untuk menyusu dan dapat meningkatkan bonding antara ibu dan bayi.

c. Pemberian ASI dengan Pipet atau Sendok: Untuk bayi yang sangat lemah, ASI dapat diberikan dengan pipet atau sendok. Metode ini memastikan bahwa bayi mendapat asupan nutrisi yang cukup tanpa menimbulkan risiko aspirasi.

d. Pemberian Susu melalui Sonde: Pada bayi prematur dengan kondisi kesehatan yang sangat kritis, pemberian susu melalui sonde nasogastrik (NGT) atau sonde orogastrik (OGT) mungkin diperlukan. Metode ini memastikan bayi mendapat asupan nutrisi yang terkontrol dan terukur.

e. Pemberian Susu melalui Feeding Tube: Dalam beberapa kasus, penggunaan feeding tube yang lebih permanen mungkin diperlukan, terutama untuk bayi dengan gangguan menelan yang signifikan.

3. Pentingnya Monitoring Pertumbuhan dan Berat Badan

Pemantauan pertumbuhan dan berat badan bayi prematur sangat penting untuk menilai keberhasilan pemberian susu dan mendeteksi adanya masalah. Berat badan lahir rendah (BBLR) dan prematuritas seringkali dikaitkan dengan risiko malnutrisi dan gangguan pertumbuhan. Oleh karena itu, tim medis akan memantau berat badan, panjang badan, dan lingkar kepala bayi secara teratur.

Grafik pertumbuhan akan digunakan untuk membandingkan perkembangan bayi dengan bayi lain yang seusianya. Jika pertumbuhan bayi tidak sesuai dengan grafik pertumbuhan, dokter akan melakukan evaluasi lebih lanjut untuk menentukan penyebabnya dan melakukan intervensi yang tepat. Hal ini mungkin melibatkan perubahan jenis susu, metode pemberian, atau penambahan nutrisi tambahan.

4. Mengatasi Masalah Umum dalam Pemberian Susu pada Bayi Prematur

Beberapa masalah umum yang dapat terjadi selama pemberian susu pada bayi prematur meliputi:

  • Refluks: Bayi prematur seringkali mengalami refluks gastroesofageal (GERD) karena otot sfingter esofagus bawahnya belum matang. Kondisi ini dapat menyebabkan muntah dan penurunan berat badan. Manajemen GERD dapat melibatkan perubahan posisi pemberian susu, pemberian susu dalam jumlah kecil dan sering, serta penggunaan obat-obatan jika diperlukan.

  • Intoleransi Laktosa: Beberapa bayi prematur mungkin mengalami intoleransi laktosa, yang ditandai dengan diare, kembung, dan kolik. Dalam kasus ini, dokter mungkin merekomendasikan susu formula yang rendah laktosa atau bebas laktosa.

  • Nekrotising Enterocolitis (NEC): NEC adalah penyakit usus yang serius yang dapat terjadi pada bayi prematur. Kondisi ini ditandai dengan peradangan dan nekrosis (kematian jaringan) pada usus. Pencegahan NEC melibatkan pemberian susu yang tepat, pemantauan ketat, dan perawatan yang intensif.

  • Hiperbilirubinemia: Kadar bilirubin yang tinggi dalam darah (hiperbilirubinemia) dapat terjadi pada bayi prematur. Kondisi ini dapat menyebabkan kuning pada kulit dan mata. Pengobatan hiperbilirubinemia dapat melibatkan fototerapi atau transfusi darah.

5. Peran Orang Tua dan Dukungan Medis

Peran orang tua dalam pemberian susu pada bayi prematur sangat penting. Orang tua perlu memahami kebutuhan nutrisi bayi mereka dan mengikuti petunjuk dari tim medis. Mereka juga perlu memperhatikan tanda-tanda masalah dan melaporkan segera kepada dokter.

Dukungan dari tim medis, termasuk dokter anak, perawat, dan konsultan laktasi, sangat penting bagi orang tua. Tim medis akan memberikan panduan, dukungan, dan pengawasan yang diperlukan untuk memastikan bayi prematur mendapatkan asupan nutrisi yang optimal dan tumbuh dengan sehat. Pendidikan dan konseling yang diberikan oleh tim medis akan sangat membantu orang tua dalam merawat dan memberikan susu pada bayi prematur mereka.

6. Perkembangan Teknologi dalam Pemberian Susu Bayi Prematur

Perkembangan teknologi terus berlanjut untuk mendukung pemberian susu pada bayi prematur. Misalnya, pemanfaatan alat pemantau saturasi oksigen (oximeter) dan monitor pernapasan membantu mendeteksi masalah pernapasan selama pemberian susu. Alat-alat canggih untuk monitoring asupan nutrisi dan laju pertumbuhan juga memberikan informasi berharga kepada tim medis.

Pengembangan susu formula juga terus dilakukan untuk mendekati komposisi ASI dan memenuhi kebutuhan nutrisi spesifik bayi prematur. Riset terus dilakukan untuk memahami mikrobiota usus bayi prematur dan dampaknya terhadap kesehatan, yang berujung pada pengembangan probiotik dan prebiotik yang lebih efektif. Dengan perkembangan teknologi ini, harapannya adalah bayi prematur akan mendapatkan perawatan dan asupan nutrisi yang lebih baik sehingga dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.

[1] American Academy of Pediatrics. (2012). Breastfeeding and the use of human milk. Pediatrics, 129(3), e827-e841.

[2] Lawrence, R. A., & Lawrence, R. M. (2015). Breastfeeding: A guide for the medical profession (8th ed.). Elsevier Health Sciences.

[3] Academy of Breastfeeding Medicine. (2020). ABM clinical protocol #20: Human milk feeding for preterm infants. Breastfeeding Medicine, 15(8), 482-490.

[4] Singhal, A., & Garg, S. (2018). Preterm formula: A review. Journal of perinatology, 38(6), 725-734.

(Catatan: Referensi di atas adalah contoh dan perlu digantikan dengan referensi yang sesuai dengan sumber yang Anda gunakan.)

Also Read

Bagikan:

Tags