Pola Menyusui Bayi Baru Lahir: Frekuensi, Durasi, dan Tanda-Tanda Kelaparan

Sri Wulandari

Memberikan nutrisi yang tepat pada bayi baru lahir merupakan hal yang krusial untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Salah satu pertanyaan paling umum yang diajukan oleh orang tua baru adalah seberapa sering bayi mereka harus diberi ASI atau susu formula. Tidak ada jawaban pasti yang berlaku untuk semua bayi, karena kebutuhan setiap bayi berbeda-beda. Namun, memahami pola menyusui yang umum dan tanda-tanda kelaparan bayi akan membantu orang tua dalam memberikan asupan nutrisi yang optimal. Artikel ini akan membahas secara rinci frekuensi pemberian ASI dan susu formula pada bayi baru lahir, mempertimbangkan berbagai faktor yang mempengaruhi pola menyusui.

1. Menyusui Bayi Baru Lahir: On-Demand vs. Jadwal Tetap

Pada beberapa dekade lalu, praktik menyusui berdasarkan jadwal tetap—misalnya, setiap tiga jam sekali—cukup umum. Namun, pendekatan modern menekankan pada menyusui on-demand, yaitu menyusui bayi setiap kali ia menunjukkan tanda-tanda kelaparan. Metode ini didasarkan pada pemahaman bahwa bayi memiliki kebutuhan yang berbeda-beda dan sinyal kelaparan mereka adalah indikator terbaik untuk menentukan frekuensi menyusui. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan berbagai badan kesehatan lainnya merekomendasikan menyusui on-demand, terutama selama beberapa minggu pertama kehidupan bayi.

Menyusui on-demand memiliki beberapa keuntungan. Pertama, hal ini memastikan bayi mendapatkan cukup ASI, yang kaya akan nutrisi dan antibodi penting untuk sistem kekebalan tubuhnya. Kedua, hal ini membantu membangun ikatan yang kuat antara ibu dan bayi. Ketiga, metode ini membantu mengatur pasokan ASI ibu sesuai dengan kebutuhan bayi. Bayi yang sering menyusu akan merangsang produksi ASI lebih banyak, sementara bayi yang jarang menyusu akan menyebabkan pasokan ASI menurun secara alami.

Meski demikian, menyusui on-demand tidak berarti membiarkan bayi menyusu terus menerus. Bayi mungkin perlu dipisahkan dari payudara agar dapat beristirahat dan mencegah kelelahan pada ibu. Dalam beberapa kasus, ibu mungkin merasa perlu untuk membatasi durasi setiap sesi menyusui untuk memastikan kedua puting susu mendapat kesempatan disusui. Konsultasi dengan konselor laktasi dapat memberikan panduan lebih lanjut tentang manajemen menyusui on-demand.

2. Tanda-Tanda Kelaparan pada Bayi Baru Lahir

Mengenali tanda-tanda kelaparan pada bayi sangat penting untuk menyusui on-demand. Bayi tidak selalu menangis ketika lapar. Mereka mungkin menunjukkan beberapa tanda berikut sebelum menangis:

  • Mengisap jari atau tangan: Gerakan mengisap adalah refleks alami dan indikasi bahwa bayi mencari sesuatu untuk diisap, termasuk puting susu.
  • Gerakan mulut: Bayi mungkin membuka dan menutup mulut, atau menggeliat-geliat bibirnya.
  • Memutar kepala: Bayi mungkin memutar kepalanya mencari puting susu.
  • Membungkuk: Bayi mungkin membungkuk tubuhnya ke depan.
  • Menarik tangan ke mulut: Bayi mungkin menarik tangan ke mulutnya.
  • Menangis: Menangis adalah tanda kelaparan yang terlambat. Idealnya, bayi disusui sebelum mereka menangis keras.

Dengan mengamati tanda-tanda ini, orang tua dapat merespon kebutuhan bayi lebih cepat dan mencegah bayi menjadi terlalu lapar.

3. Frekuensi Menyusui: Rata-rata dan Variasi Normal

Tidak ada angka pasti tentang seberapa sering bayi baru lahir harus disusui. Namun, pada minggu-minggu pertama, bayi biasanya menyusu setiap 1,5 hingga 3 jam, bahkan lebih sering. Beberapa bayi mungkin menyusu setiap 1 jam atau kurang, terutama selama periode pertumbuhan pesat. Hal ini dianggap normal. Bayi prematur atau bayi dengan berat lahir rendah mungkin memerlukan frekuensi menyusui yang lebih tinggi.

Setelah beberapa minggu, frekuensi menyusui mungkin sedikit berkurang, dengan beberapa bayi menyusu setiap 2 hingga 4 jam. Namun, lagi-lagi, ini sangat bervariasi tergantung pada bayi. Beberapa bayi mungkin masih menyusu lebih sering, sementara yang lain mungkin menunjukkan pola menyusui yang lebih panjang.

Penting untuk diingat bahwa frekuensi menyusui bukan satu-satunya indikator asupan nutrisi yang cukup. Tanda-tanda lain yang menunjukkan bahwa bayi mendapatkan cukup ASI atau susu formula meliputi:

  • Kenaikan berat badan yang memadai: Dokter anak akan memantau berat badan bayi dan memastikan kenaikan berat badan sesuai dengan grafik pertumbuhan.
  • Jumlah popok basah yang cukup: Bayi yang mendapatkan cukup ASI atau susu formula akan membasahi setidaknya enam hingga delapan popok per hari.
  • Tampak puas dan tenang setelah menyusu: Bayi yang kenyang biasanya terlihat puas dan tenang.

4. Memberi Susu Formula: Panduan Umum

Untuk bayi yang diberi susu formula, petunjuk yang tertera pada kemasan susu formula harus diikuti dengan cermat. Namun, secara umum, bayi baru lahir biasanya diberi susu formula setiap 2 hingga 3 jam, atau sesuai dengan petunjuk dokter anak. Seperti halnya menyusui, hal terpenting adalah mengamati tanda-tanda kelaparan pada bayi dan memberikan susu formula sesuai kebutuhan.

Jumlah susu formula yang diberikan pada setiap pemberian makan juga bervariasi tergantung pada usia dan berat badan bayi. Konsultasi dengan dokter anak sangat penting untuk menentukan jumlah susu formula yang tepat untuk bayi Anda. Jangan pernah menambahkan air atau bahan lain ke dalam susu formula tanpa konsultasi dengan dokter anak.

Ukuran perut bayi baru lahir masih sangat kecil, sehingga penting untuk memberikan jumlah susu formula yang sedikit dan sering, mencegah bayi mengalami kembung atau muntah.

5. Peran Dokter Anak dalam Memandu Pola Menyusui

Kunjungan rutin ke dokter anak sangat penting dalam memantau pola menyusui bayi dan pertumbuhannya. Dokter anak dapat menilai kenaikan berat badan bayi, jumlah popok basah, dan tanda-tanda kesehatan lainnya untuk memastikan bayi mendapatkan nutrisi yang cukup. Jika ada kekhawatiran tentang frekuensi menyusui atau kenaikan berat badan bayi, dokter anak dapat memberikan saran dan dukungan.

Dokter anak juga dapat mendiagnosis dan menangani masalah menyusui yang mungkin terjadi, seperti kesulitan menyusui, produksi ASI yang rendah, atau alergi susu formula. Konsultasi dengan dokter anak akan membantu orang tua dalam membuat keputusan yang tepat tentang pola menyusui bayi mereka dan memastikan kesehatan dan perkembangan bayi yang optimal.

6. Menangani Kekhawatiran dan Tantangan Menyusui

Menyusui dan pemberian susu formula dapat menghadirkan tantangan tersendiri bagi orang tua baru. Beberapa orang tua mungkin khawatir tentang frekuensi menyusui bayi mereka, jumlah ASI yang dihasilkan, atau kesulitan menyusui. Jangan ragu untuk mencari bantuan profesional jika mengalami kesulitan.

Konselor laktasi dapat memberikan panduan dan dukungan yang berharga bagi ibu menyusui. Mereka dapat membantu dalam mengatasi masalah menyusui seperti puting lecet, posisi menyusui yang salah, atau pasokan ASI yang rendah. Mereka juga dapat memberikan saran tentang teknik menyusui dan manajemen menyusui on-demand. Dokter anak juga merupakan sumber informasi dan dukungan yang sangat baik untuk mengatasi masalah atau kekhawatiran terkait pola menyusui dan perkembangan bayi. Ingatlah bahwa dukungan keluarga dan komunitas juga sangat penting dalam perjalanan pengasuhan bayi.

Also Read

Bagikan:

Tags