Diare pada bayi usia 6-12 bulan merupakan kondisi yang perlu mendapat perhatian serius. Kondisi ini dapat menyebabkan dehidrasi dan gangguan kesehatan lainnya, terutama karena sistem pencernaan bayi masih berkembang. Peran susu, baik ASI maupun susu formula, dalam kasus diare bayi menjadi pertimbangan penting bagi orang tua. Artikel ini akan membahas secara detail bagaimana mengelola diare pada bayi usia ini, peran susu, dan alternatif makanan serta minuman yang aman.
1. Mengenal Diare pada Bayi 6-12 Bulan
Diare pada bayi didefinisikan sebagai perubahan konsistensi tinja menjadi lebih encer dan frekuensi buang air besar yang meningkat. Tinja cair, lembek, atau berair lebih dari tiga kali sehari merupakan indikasi diare. Selain perubahan konsistensi dan frekuensi, gejala lain yang menyertainya dapat berupa muntah, demam, dan kejang perut. Penyebab diare pada bayi sangat bervariasi, mulai dari infeksi virus (rotavirus, norovirus), bakteri ( Salmonella, E. coli, Campylobacter), parasit ( Giardia lamblia), hingga intoleransi makanan (laktosa, protein susu sapi). Penting untuk membedakan diare akut (kurang dari 14 hari) dengan diare kronis (lebih dari 14 hari). Diare kronis sering kali mengindikasikan masalah kesehatan yang lebih serius dan memerlukan pemeriksaan medis yang menyeluruh.