Imunisasi Lanjutan untuk Anak Usia di Atas 1 Tahun: Panduan Lengkap

Dewi Saraswati

Imunisasi merupakan salah satu langkah penting dalam melindungi anak dari berbagai penyakit yang dapat dicegah melalui vaksinasi. Setelah serangkaian imunisasi dasar pada tahun pertama kehidupan, anak-anak tetap memerlukan imunisasi lanjutan untuk mempertahankan kekebalan tubuh mereka dan melindungi mereka dari penyakit berbahaya di masa pertumbuhan. Artikel ini akan membahas secara detail imunisasi yang direkomendasikan untuk anak di atas 1 tahun, pentingnya imunisasi lanjutan, serta hal-hal yang perlu diperhatikan oleh orang tua. Informasi dalam artikel ini didasarkan pada pedoman imunisasi dari berbagai sumber terpercaya, termasuk organisasi kesehatan dunia seperti WHO dan CDC. Namun, penting untuk berkonsultasi dengan dokter anak Anda untuk mendapatkan rekomendasi imunisasi yang paling tepat untuk anak Anda, karena kebutuhan imunisasi bisa bervariasi tergantung kondisi kesehatan anak dan riwayat imunisasinya.

1. Jadwal Imunisasi Anak di Atas 1 Tahun: Rekomendasi Umum

Jadwal imunisasi anak di atas 1 tahun berbeda dengan jadwal imunisasi pada bayi di bawah 1 tahun. Setelah menyelesaikan imunisasi dasar, anak akan menerima dosis lanjutan atau imunisasi tambahan untuk beberapa penyakit. Berikut adalah beberapa imunisasi yang umumnya direkomendasikan:

  • Dosis Lanjutan MMR (Measles, Mumps, Rubella): Biasanya diberikan pada usia 12-15 bulan dan dosis booster pada usia 4-6 tahun. MMR melindungi anak dari campak, gondongan, dan rubella, yang merupakan penyakit menular yang dapat menyebabkan komplikasi serius.

  • Dosis Lanjutan Varisela (Cacar Air): Sebuah dosis diberikan pada usia 12-15 bulan dan dapat diikuti dengan dosis booster pada usia 4-6 tahun, tergantung pada rekomendasi dokter. Varisela dapat menyebabkan ruam gatal yang parah dan komplikasi serius pada anak-anak.

  • Vaksin Influenza (Flu): Vaksin flu dianjurkan setiap tahun untuk anak di atas 6 bulan, termasuk anak di atas 1 tahun. Vaksin ini membantu melindungi anak dari berbagai jenis virus influenza yang beredar setiap tahun. Komposisi vaksin flu diperbarui setiap tahun untuk menargetkan strain virus yang paling umum.

  • Vaksin Hepatitis A: Biasanya diberikan dalam dua dosis, dengan dosis pertama diberikan pada usia 12-23 bulan dan dosis kedua diberikan 6-18 bulan setelah dosis pertama. Hepatitis A adalah penyakit hati yang serius yang dapat dicegah melalui vaksinasi.

  • Vaksin Hepatitis B: Anak-anak yang belum menyelesaikan rangkaian imunisasi hepatitis B pada usia bayi perlu menyelesaikannya pada usia lebih tua. Biasanya terdiri dari 3 dosis. Hepatitis B adalah infeksi hati yang serius yang dapat dicegah melalui vaksinasi.

  • Vaksin PCV13 (Pneumokokus): Untuk anak-anak yang belum menyelesaikan rangkaian imunisasi PCV13 pada usia bayi, rangkaian lengkap harus diselesaikan sesuai rekomendasi dokter. PCV13 melindungi terhadap penyakit yang disebabkan oleh bakteri pneumokokus, seperti pneumonia dan meningitis.

Catatan: Jadwal imunisasi ini merupakan rekomendasi umum dan dapat bervariasi tergantung pada pedoman kesehatan setempat, riwayat kesehatan anak, dan rekomendasi dokter anak.

2. Pentingnya Imunisasi Lanjutan

Imunisasi lanjutan sangat penting untuk menjaga kekebalan tubuh anak terhadap penyakit yang dapat dicegah melalui vaksinasi. Meskipun anak sudah menerima imunisasi dasar, kekebalan tubuhnya dapat menurun seiring waktu. Dosis lanjutan atau booster membantu meningkatkan dan memperpanjang perlindungan imun, mengurangi risiko terkena penyakit yang berbahaya. Beberapa penyakit yang dapat dicegah melalui imunisasi, seperti campak dan polio, masih beredar di beberapa bagian dunia dan dapat menyebabkan wabah jika tingkat imunisasi populasi rendah. Dengan menjaga tingkat imunisasi yang tinggi, kita dapat melindungi komunitas dan mencegah penyebaran penyakit menular.

3. Efek Samping Imunisasi dan Penanganannya

Seperti halnya obat-obatan lainnya, imunisasi juga dapat menyebabkan efek samping. Efek samping yang umum terjadi biasanya ringan dan sementara, seperti kemerahan, bengkak, atau nyeri di tempat suntikan. Demam ringan juga dapat terjadi. Namun, efek samping yang serius sangat jarang terjadi. Orang tua perlu mengawasi anak-anak mereka setelah imunisasi dan melaporkan kepada dokter jika terjadi efek samping yang mengkhawatirkan, seperti demam tinggi, reaksi alergi, atau gejala lainnya yang tidak biasa. Penting untuk selalu menyampaikan riwayat kesehatan anak kepada dokter sebelum imunisasi diberikan untuk meminimalisir risiko efek samping.

4. Mitos dan Kesalahpahaman Mengenai Imunisasi

Terdapat beberapa mitos dan kesalahpahaman yang beredar mengenai imunisasi yang perlu diluruskan. Salah satu mitos yang umum adalah bahwa imunisasi menyebabkan autisme. Hal ini telah dibantah oleh banyak penelitian ilmiah yang menunjukkan tidak ada hubungan antara imunisasi dan autisme. Mitos lainnya adalah bahwa imunisasi terlalu banyak dapat membebani sistem imun anak. Sistem imun anak dirancang untuk menangani banyak antigen sekaligus, dan imunisasi dirancang untuk merangsang sistem imun secara aman dan efektif. Orang tua perlu mencari informasi yang valid dan terpercaya dari sumber-sumber resmi, seperti organisasi kesehatan dunia dan dokter anak, untuk menghindari kesalahpahaman yang dapat membahayakan kesehatan anak.

5. Peran Orang Tua dalam Keberhasilan Imunisasi

Orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam keberhasilan program imunisasi anak. Mereka perlu memastikan bahwa anak-anak mereka mendapatkan imunisasi sesuai jadwal yang direkomendasikan. Komunikasi yang baik dengan dokter anak sangat penting untuk mendapatkan informasi yang akurat dan menjawab pertanyaan yang mungkin muncul. Orang tua juga perlu mendidik diri sendiri mengenai pentingnya imunisasi dan melawan informasi yang salah atau menyesatkan. Dukungan orang tua sangat penting untuk memastikan bahwa anak-anak mereka mendapatkan perlindungan yang optimal terhadap penyakit yang dapat dicegah melalui vaksinasi.

6. Menangani Anak yang Takut Imunisasi

Beberapa anak mungkin takut dengan jarum suntik atau proses imunisasi. Orang tua perlu memahami ketakutan anak dan memberikan dukungan emosional. Menjelaskan proses imunisasi dengan cara yang sederhana dan menenangkan dapat membantu mengurangi rasa takut. Memberikan pujian dan hadiah setelah imunisasi juga dapat membantu. Dalam beberapa kasus, dokter mungkin dapat memberikan obat penenang ringan untuk membantu anak merasa lebih nyaman selama imunisasi. Penting untuk menciptakan lingkungan yang mendukung dan nyaman untuk anak selama proses imunisasi. Ingatlah bahwa imunisasi sangat penting untuk kesehatan jangka panjang anak Anda, dan mengatasi ketakutan anak merupakan bagian dari proses tersebut.

Also Read

Bagikan:

Tags